Selasa, 16 Juni 2009

Panen Pelajaran di Kampus Kehidupan


18 tahun Kampoengku memberikan segala pelajaran tentang ilmu kehidupan.
Semua kejadiannya telah membuatku menjalani segala sesuatu dengan diam.
Semua ceritanya telah membuatku memahami semua masalah dengan diam.
Semua tantangannya telah membuatku berani melawan apapun dengan diam.
Semua pengajiannya telah membuatku memakai kebenaran dengan diam.


Langkah kaki kanan pertama keluar kampoeng membawaku ke alam kehidupan.
Ada orang yang tidak pernah melewati pematang tetapi mengetahui jalan pintas.
Ada orang yang tidak pernah mendengar jangkrik tetapi mengerti selera publik
Ada orang yang tidak pernah memecah batu tetapi sanggup membungkam saingan
Ada orang yang tidak pernah bersila tetapi pandai bersilat lidah

Kini aku memiliki kampoeng baru bernama kampus IKIP Malang.

Semester satu aku kuliah dengan benar dan diam-diam mengejar IP tertinggiku.
Semester dua aku kuliah sambil meneliti dengan diam-diam kehebatan senior-seniorku.
Semester tiga aku kuliah dan memasuki organisasi kampus yang diplomatis progresiv
Semester empat aku kuliah dan tidak bisa diam hingga memasuki kebijakan kampus
Semester lima aku kuliah dan mengopspek mahasiswa baru dan PPL ke Grafika
Semester enam aku kuliah dan masuk asisten dosen dan mewarnai asrama mahasiswa
Semester tujuh aku kuliah dan TID, membuat BKA serta KKN ke Gunung Kawi
Semester delapan aku habiskan mata kuliah dan gak mau wisuda karena TID lagi
Semester sembilan aku skripsi membuat software pembelajaran kimia dengan nilai A.


Pelajarannya :
Sudah tahu tapi tidak melakukan, sudah mengerti tetapi tidak bicara, sudah berani tetapi menghindar, dan sudah benar tetapi malu, adalah sikap-sikap yang baik, tetapi tidak banyak berguna untuk kehidupan.
Maka latihlah semua potensimu dengan mengikuti segala kegiatan positif sampai kamu yakin segala potensimu bangkit dan teraktualisasi dalam pengalaman nyata. Jika demikian maka kita akan bertindak tepat dengan cara benar dan berbicara kebenaran dengan cara yang tepat.


Baca Selengkapnya......

Minggu, 14 Juni 2009

BUKAN PILIHAN Sebagai Pelajaran TERBAIK

GAGAL... PUTUSLAH HARAPANKU...

Itulah yang kurasakan manakala langkah kaki kecilku memasuki halaman SMAN 2 Mataram. Betapa tidak, sebagai lulusan terbaik kedua dari SMPku, semua orang berharap aku bisa masuk SPG (jadi guru SD)atau STM (jadi guru tehnik)atau terpaksa SGO (jadi guru Orkes). Yang terbaik sudah masuk STM, yang ketiga dan keempat masuk SPG, jauh dari 10 besar masuk SGO, terakhir cewek yang paling pinter masuk SMKK. Sedangkan aku gagal mendaftar SPG karena kurang tinggi badan, terlambat masuk STM gara-gara mencari map coklat, tidak berani masuk SGO karena takut kena bola. Dan akhirnya terpaksa mendaftar SMA, dan harus ke SMA 2 karena isyunya di SMA 1 jumlah NEMku terlalu mepet.

Saat itu memang SMA bagi mereka yang terpaksa sekolah (itulah opini orang kampung dan sekitarku), sampai-sampai aku sedikit risih kalau ditanya dimana sekolahmu.
Hari pertama Penataran P4 aku hampir menangis ketika aku salah barisan dan ditanya dari SMP mana, ku sebut asal SMPN 1 Janapria Lombok Tengah (guru dan siswa lainnya heran... uih... SMP kampung!)Dalam hati aku mengancam... "awas kalian, gak tau siapa saya. Emangya SMA untuk SMP kota saja !"
Hari pertama masuk sekolah dan diberikan kelas I-10 yang masuk sore memaksaku untuk langsung membuktikan bahwa aku rangking 4 dikelas. ini adalah permulaan, dan setelah itu rangking satu tak pernah kulepaskan hingga tamat.


Kelas dua aku memilih jurusan biologi dengan perhitungan yang matang (tidak seperti kebanyakan teman yang ikut2an). Tahun inilah aku mulai sadar bahwa SMA yang aku pilih sangat tepat. Kalau seandaianya SMA 1 mungkin aku tidak bisa berkembang secepat itu, sedangkan jika SPG, STM,atau SGO aku pasti menyesal, karena tahun itu sudah sudah terdengar kabar tentang masa depan sekolah ltu, sekaligus aku sudah menemukan jati diriku untuk nantinya melanjutkan ke IKIP Malang (jadi guru sebenarnya).
Memang SMA kujalani tidak layaknya anak SMA yang pada umurnya sedang menikmati kebebasan pikiran dan fasilitas. Pikiranku dipaksa fokus ke sekolah karena tidak adanya fasilitas lain. Bahkan untuk mengenal seorang perempuan aku tak sanggup walaupun aku "dikelilingi" banyak gadis kota (maklum Bintang kelas... saat itu lagi tenar lagunya Anggun C. Sasmi), bahkan di kosku aku ditunggu seorang gadis cantik yang selalu membuat iri teman perempuanku,gadis itu justru dititipkan Ortunya untuk ku jaga (maklum orang baik-baik)
Kalau dihitung umur SMA ku semuanya bukanlah pilihanku, tetapi terakhir aku mengerti bahwa itulah yang membuatkan seperti sekarang ini.

Pelajarannya :
Desakan keinginan seorang tamatan SMP Kampoeng, dan semua umur SMA nya yang dihabiskan tanpa adanya pilihan, ternyata merupakan pembelajaran terbaik menuju kedewasaan yang wajar dan tidak berlebihan. Bahwa segala sesuatu yang kita anggap baik, atau bahkan pilihan terbaik kita di SMA ternyata belum tentu menjadi kebaikan atau bahkan mungkin kedangkalan pikiran SMA bisa membuat pilihan yang justru akan kita sesali dimasa yang akan datang. Berhati-hatilah dengan SMA!

Baca Selengkapnya......

Sabtu, 13 Juni 2009

Melawan Hukum Faraday dengan Elektron

Tahun 1833, Michael Faraday menemukan hubungan kuantitatif antara massa (G) yang terbentuk dengan jumlah muatan listrik (Q) yang diperlukan dalam suatu elektrolisis. Secara matematis dituliskan sebagai G ≈ Q , dimana Q = i.t (arus x waktu).

Massa (G) yang dimaksud dengan Hukum Faraday tersebut ternyata adalah massa ekovalen (Me), Massa ekivalen adalah massa atom relative (Ar) dibagi bilangan oksidasinya (biloks).
Sebagai contoh: Dalam reaksi elektrolisis larutan CuSO4, dikatoda terjadi persamaan reaksi : Cu2+ + 2e --> Cu (artinya Cu mengalami perubahan biloks 2) maka massa ekivalen Cu = (Ar Cu)/2 = 63,5/2 = 31,75.

Dari beberapa percobaan yang dilakukan diketahui bahwa Jumlah muatan listrik total untuk mengendapkan 1 mol ekivalen logam adalah sebesar 96500 coulomb. Jadi 1 faraday = 96500 c, yang kemudian dibuat rumusan umum menjadi Faraday = Q/96500

Dalam beberapa buku kita menemukan contoh soal berikut:

Berapa massa Cu (Ar = 63,5) yang diendapkan di katode selama elektrolisis larutan CuSO4, jika arus sebesar 1 A dilewatkan pada larutan selama 9650 detik.

Dalam pembahasan dituliskan demikian:
Reaksi pada katoda adalah : Cu2+ + 2e --> Cu
Mol Cu = ½ mol e-
= (½ x i.t)/96500
= (½ x 1 A x 9650)/96500
= 0.05 mol
Massa Cu yang dilepaskan
= mol x Ar Cu
= 0,05 x 63,5
= 3,175 g.
Inilah penyelesaian yang kita temukan, bahkan di beberapa buku yang lebih dulu lebih panjang lagi dan makin jauh dari logika berpikir, serta tidak banyak terhubung dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya.

Sebenarnya Hukum Faraday dapat dibunyikan sebagai berikut :
Faraday = i.t/96500
Elektron = elektron yang terlibat pada reaksi.
Untuk menetukan massa zat yang mengendap,
kita tinggal menggunakan hubungan stoikiometri reaksi setara :


Maka untuk menjawab soal diatas:








Soal lain yang lebih gampang:
Berapa gram Ag (Ar=108) yang diendapkan dikatoda apabila listrik yang digunakan adalah 1 Faraday.
Jawab :







Sangat mudah bukan !. Kalau anda masih mu berpusing-pusing, cobalah mengerjakan soal diatas dengan menggunakan cara biasanya (buka buku saja), mana yang lebih mudah dan logis.

Baca Selengkapnya......

Senin, 08 Juni 2009

Mistery of Chemistry (The Series)

Chemistry of Happy Birthday

Kata ”Chemistry” belakangan menjadi akrab ditelinga para penggemar infotainment. Chemistry sering diibaratakan sebagai bentuk kecocokan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Bak sebuah mistery entah kapan dan siapa yang memulai, yang jelas ”chemistry” selalu digunakan untuk menentukan dua sisi yang berbeda dapat disatukan atau tidak. Kalau "Chemistry nya dapet" berarti mereka dapat bersatu.
Dalam tulisan ini saya akan mengajak pembaca untuk memanfaatkan Chemistry (ilmu kimia) untuk membuat subuah kejutan kepada seseorang, misalnya pas ulang tahun si doi, atau bagi pembaca yang sudah tidak boleh punya pacar dapat memberikannya kepada sang istri/suami tercinta. Kita akan membuat sebuah kartu ulang tahun yang dijamin akan membuat chemistry kita dan pasangan kita menjadi lebih erat. ”Biar chemistry nya dapet gitu lho”.
Gimana caranya...?


Siapkan selembar kertas putih (sebersih niatmu), lalu mintalah larutan indikator fenolpthalin kepada orang yang mengerti kimia (atau beli di toko bahan kimia). Dengan menggunakan kuas lukis yang kecil, buatlah tulisan ”Happy Birthday” dengan larutan indikator itu di kertas yang putih tadi. Jemur sampai kering, sehingga bekas tulisan happy birthday tadi tidak akan nampak sama sekali. Lalu masukkan kedalam amplop, dan berikan kepada si dia.
Sekarang tunggu reaksi dia saat membuka amplop berisi kertas kosong itu. Pasti dia penasaran. Kalo udah gak sabar, ajak dia ke kamar mandi, terus cuci tangan dengan sabun... terus...(eeeith... jangan terus yang aneh-aneh lho). Sewaktu tangan masih berbusa suruhlah dia meraba kertas tadi, maka tulisan happy birthday akan muncul begitu terkena air sabun.
Nah kalo udah muncul... dia pasti akan terperanjat....woowwh.... selanjutnya terserah anda.
Tapi kalo tidak muncul, berarti chemistry anda dengan sidoi kurang pas deh...


Trik Membakar Uang.

Mintalah selembar uang kertas yang masih cukup baru kepada rekan(siswa) anda. Lalu rendamlah uang itu dalam wadah yang berisi campuran air dan alkohol dengan perbandingan 2:3. Setelah lima menit angkat uang tersebut dan bakar. Spontan uang itu akan terbakar dengan cepat karena danya alkohol dipermukaan uang.
Tetapi setelah nyalanya padam ternyata uang itu masih utuh. Mengapa demikian? Air yang memiliki ukuran partikel lebih kecil dari alkohol akan masuk ke pori-pori uang, dan air tersebutlah yang melindungi uang kartas itu dari api. Ternyata yang terbakar bukan uangnya tetapi alkoholnya saja.


Baca Selengkapnya......

Minggu, 07 Juni 2009

The Other Comment (updater)




Hazairin R. JUNEP mengatakan...(in This Blog)

Apakah mungkin pendidikan tidak dikerucutkan menjadi hanya sekedar untuk melihat kekuatan subjek didik menghadapi kepiawaian team pembuat soal UAN yang terus bereksperimen? Marilah kita kembalikan pendidikan kita ini kepada pembangunan karakter manusia yang kuat, sehat jasmani dan rohani. Rahayu Bah!

Hazairin R. JUNEP mengatakan...(in This Blog)

Memang benar bahwa negara maju kurang berminat, misalnya di jogjakarta pernah diadakan olimpiade science SMP dan SMU yang ikut sebagian besar dari negara berkembang. tetapi itu tidak penting, mengumpulkan anak berprestasi selalu berguna bagi anak itu sendiri, bagi perkembangan science di negaranya dsb. Anak berprestasi dimanapun, darimanapun dan kapanpun tetaplah baik dan sama bermutunya apakah disanding dengan pelajar negara maju ataupun negara berkembang. Jadi, olimpiade jalan terus!






Djineman Rowoh
at 9:05am June 7 on Facebook.com

Setelah membaca tulisan di blog anda saya merasa terharu, dan saya setuju dg pandangan2 anda. Namun menurut saya kalau kita mau mengurai benang kusut disputar dunia pendidikan kita, saya ingin mencoba melihatnya secara lebih utuh, mulai dari paradigma pendidikan/pencerdasan yg diisyaratkan dlm pembukaan UUD45, krn disitu secara implisit mencakup ... Read Moreesensi maksud dan tujuan pendidikan. Lalu kemudian kita sepakati bhw tanpa 'mengapresiasi' betapa pentingnya arti pendidikan itu, takkan pernah bangsa ini mampu mensejajarkan diri dengan bangsa2 lain didunia dlm segi martabat ataupun kesejahteraan. Dari sini kita harapkan tumbuh motivasi dan kesadaran yg kuat, bahwa pendidikan itu merupakan kewajiban 'kita semua' diminta atau tidak diminta, 'digratiskan atau tdk digratiskan. Namun sayang ironisnya skrg pendidikan itu telahmenjadi industri. Baru kemudian kita bicara teknis, dlm hal kurikulum dll. Bagaimana mebuat kurikulum sesederhana mungkin asalkan tatap memuat 3 aspek kecerdasan, IQ, EQ danSQ

Emang benar pak,un ini salah systemnya.Lebh bgs klau un itu bkn syarat kelulusan.Kelulusan seorang siswa biarlah sekolah yg ambl kebijakan,sebaliknya un dijadikn syarat mask berbagai perguruan tinggi.Misalny kan pak, yg boleh daftar ke ptn ternama, harus dpt rata2 8, yg kurng ngk bs


Baca Selengkapnya......

ANAK BELAJAR REMAJA

Ketika itu terjadi gerhana matahari total yang cukup menggemparkan Indonesia, sekitar bulan Juni Th.1983. Namun bukan gerhana itu yang membuatku khawatir, tetapi karena hari itu adalah pengumuman tes masuk SMP. Karena kabar itulah pengumuman ditunda sampai sore harinya, Alhamdulillah, hanya 2 orang dari sekolah saya yang diterima. satu-satu kawan saya adalah sahrudin (sekarang guru SD di Lombok).

Awal masuk SMP merupakan hari-hari yang berat. Pikiran seorang anak yang mulai menjalar ke orang remaja membuatku mulai memberontak. Masalah pertama yang coba kulawan adalah ketika Ortuku tidak mengijinkan untuk membeli pakaian seragam dari sekolah dengan alasan membeli sendiri lebih murah. Celana seragam yang dibeli Ortu ku gunting dan besoknya aku tidak mau sekolah lagi."Kalau tak mau sekolah ya terserah, sana pergi nyari rumput saja" itulah kata-kata Ortu yang masih teringat.


Seminggu berlalu, bukannya aku dibujuk untuk sekolah, e.eh malah jadwal menyabit rumput dan ngasih makan ayam yang ditambah. Lama2 aku berpikir mendingan sekolah saja. "Aku Mau sekolah tapi takut kalau tidak beli baju yang dari sekolah" begitu aku membuka pembicaraan dengan Ortu. "Kalau takut nanti kuantar" itulah jawaban Ortu. Akhirnya aku besoknya aku berangkat ke sekolah tanpa diantar.

Kali ini Sang remaja terpaksa belajar karena banyak PR. dan karena sering telat pulang sekolah terkadang Diniyah sorenya tidak bisa masuk, dia ganti dengan mengerjakan tugas sambil menunggu jadwal mengaji.
Keajaiban terjadi saat pembagian raport semester I, Di SMP itu biasa mengadakan apel untuk mengumumkan juara umum dari kelas 1,2,dan 3. Tanpa saya duga nama saya dipanggil diurutan ketiga. Oh... ternyata kalau belajar bisa jadi pinter juga.

Begitulah, sejak itu memang aku jadi ketagihan belajar dan alhamdulillah sampai tamat rangking terendahku adalah 4. Dan setelah mencoba mengadu NEM ke SMA nomer 2 di Kota ternyata masuk. Yang kutahu dari satu angkatanku hanya saya yang masuk SMA, 4 orang ke STM, 2 orang ke SPG, satu orang SMKK, lainya hanya diterima di swasta dan lebih banyak yang tidak melanjutkan.

Pelajarannya :
Pikiran dan Keinginan kita yang sementara tidak cocok dengan orang dewasa boleh jadi bukan yang terbaik untuk kita. Sebaiknya ikuti petunjuk Ortu dulu. Jangan melawan apalagi harus dipaksa.

Baca Selengkapnya......

Kamis, 04 Juni 2009

Belajar Kecil-kecilan

Di sebuah gubuk kecil bernama Dasan Tinggi Desa montong Gamang Kopang Lombok Tengah yang masih gelap dari sinaran PLN, lahirlah seorang anak laki-laki dengan bantuan dukun kampoeng yang tidak mengenal tanggalan. Tanpa melihat buku panduan pemberian nama apalagi referensi nama-nama keren dalam seketika ayahnya memberi nama "MANSUR" dengan tujuan sesuai artinya "ditolong".

Dia tumbuh dengan kasih sayang yang tulus dari kedua orang tuanya yang memang mendambakan satu-satunya anak laki-laki dalam keluarga sederhana itu. Dibesarkan dalam lingkungan religius telah mewajibkannya untuk mengaji pada guru kampoeng yang tidak pernah masuk TK. Umur 5 tahun yang dihitung dari berapa kali panen padi (maklum di tempatnya hanya bisa menanam padi sekali setahun) telah mengharuskannya mengikuti kakanya yang Sekolah dasar pada pagi hari, Diniyah pada sore hari, dan mengaji pada malamnya hingga larut malam dan paginya dibangunkan dengan siraman air untuk berjamaah shalat subuh. Di pagi hari (sepulang mengaji-sebelum berangkat sekolah)harus memberi makan ayam-ayam, siangnya (sepulang sekolah-sebelum berangkat Diniyah) harus mengais sekeranjang rumput untuk sapi peliharaannya, dan sorenya (sepulang Diniyah-sebelum berangkat mengaji)harus memastikan sapi dan ayamnya telah berada di kandangnya masing.
Kapan belajarnya...?

Sekolah doeloe tidak harus memberikan PR berupa tugas dan membaca buku pelajaran (karena tidak ada buku pelajaran yang dibagikan)memang terkadang ada tugas membawa batu untuk pekarangan sekolah, atau membawa air untuk menyiram seluruh tanaman dan mengisi bak MCK sekolah. Sekolah dasar telah memberinya bekal membaca alam dan berhitung tentang kehidupan. Diniyah telah memberinya pengalaman beristinjak dan memahami sipat dua puluh sampe nahu-saref. Pengajian telah membuatnya bisa membaca Al-Qur'an dengan Tajwid yang benar dan wajar serta mengamalkan pardlu 'ain dan mengetahui pardlu kipayah. Ayam dan sapi telah memberinya gemblengan kerasnya kehidupan dan bernilainya waktu.

Begitulah, dia tidak pernah menyadari kapan dia belajar, semua dilakukan dengan dasar bakti kepada orang tua, takut kepada guruynya, dan malu kepada lingkungannya. Terakhir di tamat dari SD dengan peringkat 2 terbaik dan berhasil masuk SMP Favorit, sedangkan diniyah dan mengajinya tidak pernah tamat.

(sekarang gubuk itu telah terang benderang, dan merupakan pulau yang sangat diburu wisatawan mancanegara : Lombok is Beatifull)

Pelajarannya :
Belajar tidak mesti membaca buku atau mengerjakan PR saja, tetapi belajar yang sebenarnya adalah berusaha membaca sekitar kita dan menanamkannya di dalam diri kita
to be continued

Baca Selengkapnya......