Minggu, 10 Mei 2009

Lulus atau Diluluskan

Dua Minggu lalu merupakan saat-saat yang mendebarkan sekaligus mencemaskan bagi adik-adik kelas XII SMA/SMK. Bagaimana tidak, karena segala jerih payah, waktu dan biaya yang selama ini dikeluarkan untuk menempuh 3 tahun pendidikannya di SMA/SMK akan ditentukan hasilnya dalam 1 minggu saja (tepatnya 5 hari). Saat itu adalah waktu berlangsungnya UAN yang merupakan salah satu penentu kelulusan siswa, bahkan siswa menganggapnya sebagai satu-satunya syarat untuk lulus dari SMA/SMK.
Begitukah kenyataannya ?
Kenyataannya: Iya ! Teorinya: Iya! Peraturannya: Iya !
tetapi bagaimana fakta dilapangan?

Seorang kawan (dia bukan seorang guru) meng-SMS saya: "yang khawatir tidak lulus itu siswa atau sekolah ?
sebelum saya selesai mengetikkan jawaban di HP kuno saya (tidak semua guru pake HP kuno), dia gak sabaran dan menelpon saya langsung nyerocos bercerita, bahwa yang dia tahu (katanya sih dari nonton TV), banyak sekolah-sekolah yang berusaha sedemikian rupa untuk memperoleh bocoran soal maupun jawaban UAN yang akan diberikan ke siswanya, saya jawab: "ah... masak sih, setahu saya gak ada yang seperti itu".
Lalu dengan lancarnya dia protes "makanya UAN jangan di jadikan syarat kelulusan" Saya jawab: "tidak semudah itu mas, penentuan UAN sebagai syarat kelulusan merupakan keputusan pemerintah dan DPR, kalau UAN tidak dilaksanakan seperti itu, terus dana pendidikan yang merupakan satu kesatuan dengan ketetapan UAN itu jadi batal semua dong". Sekarang dia yang jadi kaget: "ah... masak sih, kalo gitu gak tau aku deh"

Sebagai seorang Guru saya berpikir: Biarlah UAN tepat dilaksanakan, bahkan UAN tetap harus ada, tetapi syarat tidak menjadi syarat kelulusan. Jika demikian maka pelaksanaan UAN akan berjalan dengan murni (seperti DANEM dulu) dan hasilnya benar-benar bisa digunakan sebagai data acuan kualitas dan perkembangan pendidikan di Indonesia.

eeh.. sebelum sempat HP kumatikan kawan saya menutup pembicaraan dengan pertanyaan: "berarti siswanya memang LULUS atau DILULUSKAN ?" Dan sayapun menutupnya dengan: Nantilah kita tanya kawan-kawan yang lain".
Bagaimana menurut anda?

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Pak.. Kalo ortu siswa yang sms bunyinya mungkin "Pak tolong anak saya DILULUSKAN aja"

Tapi Kalo DENSUS-88 yang SMS pasi Bunyinya "Dor"

Pak Mansur mengatakan...

"Dor" maksudnya langsung tembak gitu...?
kayaknya gak deh...

Tapi memang sebaiknya kita jangan ikut2an bermain gitu2. masih banyak cara menyelamatkan anak didik kita

Hazairin R. JUNEP mengatakan...

Apakah mungkin pendidikan tidak dikerucutkan menjadi hanya sekedar untuk melihat kekuatan subjek didik menghadapi kepiawaian team pembuat soal UAN yang terus bereksperimen? Marilah kita kembalikan pendidikan kita ini kepada pembangunan karakter manusia yang kuat, sehat jasmani dan rohani. Rahayu Bah!

Pak Mansur mengatakan...

Tepat Sekali.

Mungkin langkah awalnya adalah meninjau kembali peranan UAN yang sekarang ini seolah-olah menentukan masa depan siswa.

Posting Komentar