Kamis, 03 Desember 2009

BERILMU AMALIAH dan BERAMAL ILMIAH


Seharusnya kita tidak perlu memilah ini ilmu dunia dan itu ilmu agama jika saja semua orang yang mencari ilmu didasari dengan niat yang baik.

Semestinya kita tidak perlu mendengar ada ilmu hitam dan ada ilmu putih jika saja semua orang yang berilmu mengamalkan ilmu di jalan yang baik.

Sepertinya kita tidak perlu membedakan jurusan ini sosial dan jurusan itu eksakta jika saja semua sekolah menanamkan pola pikir ilmiah.

Namun apa dan bagaimana kenyataannya..?

Tunggu pembahasan berikutnya.. di sasak.org

Baca Selengkapnya......

Rabu, 16 September 2009

Besar di tempat Kecil atau Kecil di tempat Besar

Terkadang kita berpikir untuk menjadi orang besar manakala banyak orang besar sebenarnya menganggap dirinya kecil. Sebaliknya kita merasa masih kecil dan tetap kecil sementara orang menganggap kita sudah besar dan tetap besar. Sesungguhnya besar kecilnya seseorang tergantung kepada apa yang dapat dia laksanakan ditempat dia berada.

Terkadang orang menganggap di tempat yang kecil dia bisa menjadi besar sementara banyak yang telah berputus asa karena ditempat yang besar dia tetap dianggap kecil. Sebaliknya ada orang yang ditempat kecilpun dia tidak bisa menjadi besar manakala orang dengan mudahnya menjadi besar ditempat yang besar. Sesungguhnya besar kecilnya seseorang tergantung dari bagaimana memandang besar dan kecil tersebut.

Terkadang orang lebih merasa nyaman di tempat yang kecil terlepas dariapakah dia besar atau kecil ditempat itu. Sebaliknya ada orang yang belum puas ketika dia sudah menjadi besar ditempat yang besar sekalipun. sesungguhnya kalau kenyamanan yang kita cari maka janganlah perduli dengan besar atau kecilnya kita ditempat besar maupun kecil. Sebaliknya kalau kepuasan yang kita cari maka besar ataupun kecil tidak akan memuaskan.

selanjutnya... di lain tempat saja.
anda pilih besar atau kecil ?




Baca Selengkapnya......

Minggu, 09 Agustus 2009

GURU TANPA KAPUR

GURU :

Saking banyaknya pembicaraan tentang guru sehingga tidak satupun pembicaraan itu terekam. Saking lantangnya orang berbicara tentang guru sampai tidak satupun orang mendengar. Saking ramainya permasalahan guru sampai-sampai tidak seorangpun mengingatnya. Kata "guru" nyaris terlupakan. entah "Pahlawan tanpa tanda jasa". Entah "Masa depan suram". Entah "Tunjangan Profesi". Entah "Densus-UAN-88". Entah apalah...
Memang sudah terlalu banyak perubahan dan dinamika seorang guru sehingga tidak lagi dapat dibahas ulang.

KAPUR:
"Kuli Kapur" adalah julukan yang sempat melekat kepada guru. Entah mengapa belakangan kapur tidak pernah terdengar lagi. Seperti kata "guru" itu sendiri, kata "kapur" bukanlah topik semenarik "teroris". Dan kalau kapur sudah tidak berwarna putih semuapun tidak pernah terlintas dalam pikiran orang, bahkan seandainya kapur itu hitam, juga tidak akan merubah apapun.

GURU TANPA KAPUR :
Inilah perpaduan dua kata terlupakan yang nyaris tidak terlintas dalam setiap abjad yang mungkin tertulis bahkan sekedar bayangan angan.

Mari kita mulai sekarang....
apakah ini rencana kerja guru tanpa kapur...?
lihat lampirannya : Kalender Akademik & Promes (berBhs Indonesia)
atau berbhs.inggris : Kalender & Promes (english version)


Baca Selengkapnya......

Selasa, 21 Juli 2009

ORANG DESA MENJADI ORANG KOTA, ORANG KOTA MENJADI ORANG DESA

Seandainya anak muda jaman sekarang masih bisa menemukan acara ”matak”, “ngamet”, atau “Berelah” di setiap kampungnya tentu saja tidak sulit untuk menanamkan jiwa kegotong-royongan. Jika saja tradisi “begibung” selalu dijumpai anak-anak di setiap acara atau pesta maka tidak sulit untuk mengasah rasa kekeluargaan. Namun sekarang tradisi “matak”, “ngamet” dan “berelah” telah digilas gogo rancah dan pembakaran, dan istilah “begibung” telah termakan prasmanan dan standing party. Memang desa telah mengalami perubahan sosial religius sejalan dengan perkembangan era informasi dan teknologi, yang seolah mengikis karakteristik tersebut.

Kalau dulu semua dedare tumpah ke sawah tanpa diundang untuk matak, dengan senang hati sambil “nyaer” dan para teruna sibuk membawa padi untuk dijemur, setelah kering orang tua, teruna, bahkan anak-anak ikut begadang untuk ngamet, beberapa waktu kemudian begadang lagi untuk berelah, semuanya mengalir dengan indah dan mengasyikkan. Semuanya berjalan tanpa uang, hanya dibayar dengan makan bersama. Sungguh nilai sosial yang sangat tinggi disamping keyakinan bahwa membantu orang lain akan mendapatkan pahala/kebaikan. Sebuah paduan sosial religius yang tak akan pernah ada lagi di bumi ini.


Sekarang semua telah berganti. Bukan saja orang desa yang ramai-ramai menjadi urban, tetapi orang-orang desa pun sudah mengganti budaya mereka bak orang kota. Saat ini jangankan tetangga, anak sendirpun harus dibayar untuk membantu orang tuanya. Memang tidak ada lagi kegiatan sosial religius seperti matak, ngamet, atau berelah karena sudah ganti padi gogo rancah, tidak ada lagi palawija karena lebih mengejar tembakau. Dan mungkin hasilnya juga lebih menjanjikan. Tetapi yang sayang adalah mengapa semuanya sekarang berjalan diatas uang tanpa sedikitpun menyentuh nilai sosial apalagi religius.

Kalau saja semua orang desa yang sudah berbudaya orang kota ini juga mempunyai kondisi ekonomi seperti umumnya orang kota yang relatif mampu, maka biarlah semua diukur dengan uang, dengan harapan semuanya berpikir realistis dan strategis sehingga semua bisa bergerak maju bersama, dan ketika kemajuan bisa dicapai bersama kita bisa mengimpor tenaga kerja dari Malaysia sekalipun.

Tapi apa kenyataannya, perubahan sosial yang demikian sporadis tidak diikuti dengan perubahan kemakmuran masyarakat, jurang perbedaan semakin menganga, status sosial semakin kentara, orang-orang berbudaya kota semakin rakus menguasai desanya sementara orang desa yang tetap mendesa terpaksa menjual diri ke negara tetangga. Desa kita telah berganti wajah menjadi kota yang kejam, sementara kota menjadi semakin kejam. Siapakah mau kembali ke desa?

Belakangan muncullah Komunitas Sasak (KS) yang telah terlanjur diisi oleh orang-orang desa yang telah meninggalkan desanya yang sudah menjadi kota kecil yang individualistik dan mudah curiga, Bahkan kota kecil itu tidak dapat menerima putranya sendiri, kota kecil itu telah mempunyai orientasi sendiri dan menggunakan kekuatannya sendiri untuk mempertahankan dirinya sendiri. Lalu ke desa kemanakah KS akan tinggal ?

KS adalah sebauh rural community yang seharusnya kita artikan sebagai masyarakat yang anggota-anggotanya hidup bersama di suatu lokalitas maya, yang seorang merasa dirinya bagian dari kelompok, kehidupan mereka meliputi urusan-urusan yang merupakan tanggungjawab bersama dan masing-masing merasa terikat pada norma-norma tertentu yang mereka taati bersama. Dengan demikian sebenarnya KS adalah desa baru di wilayah lombok baru yang memiliki tatanan masyarakat baru. Para Elemen KS dulu adalah orang-orang desa yang telah pindah ke kota, namun sekarang merupakan orang-orang kota yang telah menjadi orang desa.

Sebagai komunitas orang desa maka KS tidak perlu melakukan urbanisasi ke kota apalagi ke kota kecilnya sampai suatu saat elemen-elemen KS telah benar-benar menjadi orang desa yang paham dengan kebutuhan dirinya dan kota yang akan ditempatinya. Memelihara eksistensi kedesaan sebagai elemen KS adalah sebuah kewajiban yang nantinya akan menjadi sebuah kekuatan. Belajar dan bekerja dengan semangat pedesaan nantinya akan sangat berguna untuk memutar lokalitas maya menjadi dunia nyata. Jika waktunya tiba urbanisasi KS ke kota kecilnya bukan untuk menambah deretan panjang catatan permasalahan, tetapi justru untuk merentas deretan panjang menjadi kepingan-kepingan kecil yang dapat dibagi-bagi dalam tanggung jawab bersama.

Waktu itu tidak akan tiba dan tidak akan pernah ada karena waktu tidak pernah hilang. Waktu itu tidak akan diberikan orang lain karena kitalah yang memilikinya. Sekarang kita tengah mengumpulkan ide bersamaan dengan membagi ide itu, sekarang kita adalah konseptor bahkan kaligus ekskutor. Sekarang kita ingin membangunkan orang lain sekaligus membangunkan diri kita sendiri. Dengan membangun komunitas maya ini berarti kita siap membangun desa nyata yang akan menjadi kota baru yang lebih punya harapan tanpa harus berurbanisasi atau jika perlu menjadi urban di desa sendiri.

Mari membangun desa kita

pakmansur
sasak in sibolga

Catatan base Dasan Tinggi untuk :
Matak = panen padi yang dilakukan bergotong royong oleh inak-inak dan dedare.
Nyaer = bernyanyi bersama pada saat matak supaya tidak capek dan bosan
Ngamet = mengikat padi sebelum ditaruh di lumbung, dilakukan semalam suntuk
Berelah = membersihkan sisa jerami sehabis panen, dilakukan bersama malam hari
Begibung = makan bersama pada wadah yang sama


Baca Selengkapnya......

Sabtu, 11 Juli 2009

ORANG BODOH YANG PINTAR, ORANG PINTAR YANG BODOH


Marilah kita berbagi kebodohan dan kepintaran. Saya tidak pernah menganggap orang lain itu bodoh seperti juga saya tidak akan pernah memandang orang lain itu pintar. Sebenarnya batasan bodoh dan pintar itu tidak pernah ada, yang ada hanyalah pilihan untuk menjadi orang bodoh yang pintar atau orang pintar yang bodoh. Karena kedua tipe manusia inilah dunia bisa hidup dan saling mengisi dalam kekurangan, saling menerangi dalam kegelapan dan saling memberi dalam kebersamaan. Jika saja negeri ini memiliki keduanya niscaya tidak akan ada warga pengangguran yang berharap kepada penguasa zalim.

Orang bodoh yang pinter adalah orang-orang yang beruntung sejak awal dia membawa sifat kebodohan tetapi memiliki pemikiran yang pinter untuk diri dan lingkungannya. Bukankah Henry Ford, Dell, Bill Gates, Bob Sadino, Lim Siu Liong, Tomy Suharto adalah orang-orang yang dianggap bodoh dan bangga dengan kebodohannya merupakan orang-orang yang berhasil saat ini. Beribu orang pintar menjadi bawahannya bahkan ratusan ribu keluarga orang pinter menggantungkan nasib padanya.


Jika orang bodoh males kerja maka dia akan merekrut orang-orang pintar yang rajin sebagai bawahannya, kalau dia merasa sering salah dia akan menyuruh orang pintar yang tidak pernah salah untuk mengonsep programnya, dan jika dia tidak sanggup berpikir jauh seperti insinyur maka dia akan mencari uang untuk mendanai proposal yang diajukan insinyur. Orang bodoh biasanya mudah mengambil kesimpulan sementara orang pintar banyak pertimbangan, makanya orang bodoh lebih cocok menjadi Bos dan lebih menyenangi kerja kantoran. Walhasil, orang-orang bodoh yang pintar seperti itulah yang kita harapkan mengisi kantor-kantor negeri ini, sehingga mereka pintar memikirkan dasan-dasan yang momot. Kalaupun saat ini merasa tidak beruntung karena belum memiliki kantor, maka dia akan berpikir seperti Henry Ford dan kawan-kawannya. Kalau tidak berpikir pinter atau memaksakan masuk kantor maka kota dan kantor akan berisi orang-orang yang sama yaitu bodoh yang menganggur.

Orang pintar adalah orang yang beruntung sejak dari dalam kandungan, tetapi keberuntungan itu sering membuat orang pintar terlalu asyik belajar dengan sekolahannya, ketika sekolah selesai dia merasa paling pinter sehingga dia tidak butuh pelajaran orang lain apalagi orang bodoh. Orang bodoh saja matanya selalu tertarik melihat uang sedangkan orang pinter saja matanya hanya untuk melihat lowongan pekerjaan, kalau dia lolos maka kantor-kantor akan berisi orang-orang yang pinter nganggur . Kalau dia menguasai sesuatu bukannya mengajarkan ke orang lain tetapi mempersulit orang lain, dan dia selalu menyalahkan orang lain terhadap apa yang dia sendiri tidak mampu, bahkan kalau dia menjadi guru atau maha guru dia hanya akan mengajari dirinya sendiri dalam kebodohan.

Negeri ini membutuhkan orang pinter yang bodoh yaitu orang pinter yang merasa bodoh, sehingga dia terus belajar dari orang pinter yang sukses maupun dari orang bodoh yang gagal. Dia memahami pola pikir orang bodoh sehingga dia mampu bekerja dengan orang bodoh, dia mampu mengimbangi pola pikir orang pinter sehingga dia tidak bisa dibodohi orang pinter. Walhasil, orang-orang pinter yang bodoh cocok menjadi staf dan lebih menyenangi wiraswasta, sehingga kalau dikantor dia akan memberi arah bagi bos yang bodoh, kalaupun dia akhirnya menjadi bos bukanlah karena nasib mujur, bahkan kalau dia tertinggal di kampung dia tidak akan berdiam diri. Dan kalaupun dia tidak bisa membangun kampungnya maka dia bukan merupakan beban keluarganya.

Terakhir, kalaupun kita merasa bodoh atau memang bodoh maka ubahlah gaya berpikir kita seperti orang pinter, dan kalau kita merasa pinter dan memang pinter ubahlah gaya berpikir kita supaya merasa tetap bodoh. Dunia tidak menyukai orang pinter terus tetapi lebih tidak menyukai orang yang bodoh terus. Dasan kita menginginkan orang yang mau berpikir dan lebih membutuhkan orang yang mampu berbuat, dasan kita masih memerlukan orang-orang yang masih punya ide tetapi sudah muak dengan orang-orang yang membunuh idenya sendiri.


Baca Selengkapnya......

Senin, 06 Juli 2009

HIDUP UNTUK MEMPERTAHANKAN PEKERJAAN PEKERJAAN UNTUK MEMPERTAHANKAN HIDUP

Jangan skeptis dulu…. Ada 3 Kemungkinan yang terjadi:
1. Dua kalimat judul diatas bisa jadi akan merubah jalan hidup anda.
2. Dua kalimat judul diatas bisa jadi akan membuat anda menyesal.
3. Dua kalimat judul diatas bisa jadi akan memberi anda kedamaian.

HIDUP UNTUK MEMPERTAHANKAN PEKERJAAN.
Kedamaian adalah apabila mengingat hari kemarin tidak menyesal, apabila melihat hari ini tidak khawatir, dan apabila membayang hari esok tidak menakutkan. Kedamaian sebenarnya adalah sebuah pekerjaan. Jika orang awam menganggap pekerjaan sama dengan uang, lalu keuangan diukur dengan kekayaan, maka sebenarnya orang kaya hanyalah orang yang bila bertemu orang lain tidak takut ditagih, bila memasuki rumah makan tidak takut uangnya kurang, dan jika memasuki pusat perbelanjaan tidak hawatir dengan harga barangnya.
Pekerjaan yang baik adalah bukan pekerjaan yang sekedar mendatangkan uang banyak kepada anda, tetapi bukan pekerjaan yang tidak dapat memberi kehidupan untuk anda. Bukan sebuah kantor megah dengan gaji tinggi yang siap mengeksploitasi harga diri anda, bukan sebuah ruangan dimana anda siap menerima perintah saja, dan bukan juga sebuah kursi yang hanya bisa diperoleh dengan curang. Tetapi pekerjaan (tempat kerja, jenis kerja, tujuan kerja, hasil kerja) yang baik adalah dunia dimana anda bisa mengatakan hidup saya untuk mempertahankan pekerjaan ini.



PEKERJAAN UNTUK MEMPERTAHANKAN HIDUP.
Menyesal tidak akan mengubah air mata menjadi mata air. Tidak berguna dan jangan pernah lakukan! Menyesal hanya boleh dilakukan pada saat kita sudah berada jauh didepan pintu penyesalan itu. Sebenarnya orang yang akan bahagia adalah orang yang akan menyesal. Anda akan mulai menyesal manakala anda menyadari bahwa pekerjaan anda selama ini hanyalah untuk mempertahankan hidup anda. Segitu lemahnya posisi anda (dari fungsi maupun hasil) telah membuat anda terlalu sibuk untuk sekedar bertahan hidup. Kantor itu terasa sempit untuk sekedar mencari celah rizki, ruangan anda terasa sesak untuk sekedar melepaskan imaginasi, atau mungkin kursi anda terlalu rapuh untuk sekedar menahan idealisme. Jika demikian segeralah ubah pekerjaan anda, bangun kantor anda, bukalah pintu ruangan anda, dan buanglah kursi anda, sebentar lagi anda akan jauh dari pintu penyesalan itu, dan meninggalkan pekerjaan yang hanya cukup untuk mempertahankan hidup anda.

MERUBAH JALAN HIDUP
Jalan hidup bagaikan anak ayam dalam genggaman tangan anda sendiri. Misalkan genggaman itu anda sembunyikan dibalik badan, lalu bertanyalah kepada seorang sahabat anda. ”Apakah anak ayam itu akan mati?” Jika orang lain mengatakan akan mati, maka lepaskan genggaman anda dan anak ayam itu akan tetap hidup. Jika orang lain mengatakan tetap hidup maka perkuat genggaman anda hingga anak ayam itu mati. Jika orang itu adalah sahabat sejati maka dia akan mengatakan bahwa hidup atau matinya anak ayam itu tergantung kemauanmu, dan hanya kamu dan tuhanmu yang tahu, bukan orang lain. Seorang sahabat sejati hanya dapat membantumu untuk merubah jalan hidup tanpa harus mengganti jalannya.

Baca Selengkapnya......

Minggu, 05 Juli 2009

BELAJAR TERTAWA (To Be Continued)

"Sense of Humor" adalah sesuatu yang penting (kalau tidak bisa dianggap sangat penting) bagi seorang guru. Sekedar meregangkan saraf melemaskan jemari ketimbang tegang di depan kelas dengan kapur di tangan. Berikut ini ada beberapa humor yang terlintas dalam ingatan saya, sebagian merupakan cerita orang, sebagian lagi merupakan pengalaman pribadi. Dalam tulisan ini juga saya berharap kalau rekan-rekan pembaca lainnya dapat menyumbangakan humor2 konstuktif bagi keceriaan dalam kelas kita.

  1. Hari pertama saya bertugas di sibolga, kita akan diperkenalkan kepada siswa kelas unggulanyang saat itu baru naik ke kelas 2. Kepala sekolah memberi arahan ke siswa dengan pesan "Para siswa, inilah guru-guru yang saya ceritakan semalam......" Saya langsung kaget, "memangnya malam-malam mereka sekolah, mentang-mentang sekolah unggulan?" tanya saya ke kawan sebelah saya yang orang jawa. Kawan saya berbisik "semalam itu artinya kemarin ..." ooh... saya manggut-manggut.
  2. Pertemuan pertama saya di kelas I Unggulan A sempat terhenti ketika saya bertanya kepada siswa-siswa "Kalian sudah siap menerima pelajaran kimia" dan serempak siswa menjawab "belum pak" Ok..lah, saya melanjutkan cerita sekitar saya pribadi dan pengalaman-pengalaman seputar ilmu kimia, lalu saya bertanya lagi " Nah sekarang bagaimana, kalian siap belajar" tanpa komando serempak mereka menjawab "belum pak". Saya berhenti bicara lalu hening sejenak dan saya bertanya dengan nada yang agak tinggi "Maksud kalian apa sih... kok belum siap.. belum siap ?" Lalu saya bertanya kepada seorang anak yang saya lihat dari tadi mesam-mesem, cengingiran..."Hei kamu ...siap gak..." dia jawab "Pak kalau disini siap itu artinya sudah selesai, kan bapak baru masuk...kapan kami belajarnya?...wer...semua tertawa!. duh... salah lagi...!
  3. Seorang siswa yang terkenal pintar biasanya menjadi tempat contekan kawan-kawannya. Dengan berbagai cara diapun sangat dermawan memberikan bocoran jawaban kepada temannya. Suatu ketika seorang guru baru dan cantik memberikan tes awal pada pertemuan pertamanya. Semua siswa gelisah menunggu bocoran jawabannya yang tidak biasanya cepat diberikan. Maklum guru baru itu duduk terus mengawasi siswa yang mau mencontek..ketat deh. Pas waktu hampir habis... dan kawannya sudah memasang wajah mengancam, dia melemparkan selembar kertas ke belakang, kawannya yang sudah gak sabar ternyata kalah cepat dengan bu guru yang langsung menangkap kertas itu.. "Awas kalian akan saya hukum karena ini" kata bu guru, tetapi setelah membaca isi kertas itu, bu guru yang cantik langsung merah padam mukanya, diam tersipu malu dan sambil berdiri di belakang siswa "Waktunya habis, bisa tidak bisa kumpulkan, ulangan saya batalkan" Diluar kawan-kawannya mengejar si pintar tadi, ingin tahu apa sih yang ditulisnya...

    Ternyata tulisannya "Maaf.. kawan-kawan, konsentrasiku buyar.....karena melihat ... bu guru"
  4. Setiap kita membahas soal ujian yang telah dibagikan hasilnya kepada siswa, kebanyakan siswa baru menyadari kesalahan maupun kekeliruannya dalam mengerjakan soal, bahkan ada yang dengan kesal mengatakan “akh… keliru sedikit aja”, “sebenarnya soalnya mudah… tapi jawabannya yang sulit”. Nah… untuk sekedar menghibur siswa kita bisa mengatakan “Memang kalau soal mudah kalian selalu keliru, Tapi kalau soal sulit kalian tidak bisa”.
  5. Untuk menganjurkan siswa supaya rajin belajar kelompok dan saling membantu dalam menyelesaikan soal-soal latihan maka kita bisa mengatakan “Eh… yang pinter jangan pelit, tetapi yang bodoh jangan sombong”, kan biasanya yang siswa pinter suka pelit tetapi siswa yang bodoh suka sok tidak mau nanya kawannya.
  6. Biasanya kalau ada soal yang harus dikerjakan ke depan kelas, siswa khawatir kalau namanya dipanggil untuk maju, makanya kita bisa menggunakan cara acak misalnya yang awalan namanya “a”, yang nomor absennya sesuai tanggal hari itu, dan sebagainya. Nah kalau tinggal satu soal saja (biasanya yang paling sulit) kita bisa mengatakan “yang namanya paling panjang, yaitu….” Tentu yang sangat berbahagia adalah siswa yang namanya pendek-pendek, pas sedang senang2nya ..yaitu….kita panggil yang namanya paling pendek. Pasti ketawa deh semuanya.
  7. Untuk menghadapi siswa-siswa yang suka telat pada jam pelajaran kita, begitu dia mau masuk kelas kita minta tolong satu hal saja, “Tolong tutupkan pintunya dari luar ya..!
  8. Sewaktu mengawas ujian semester atau ujian lainnya, biasanya siswa pada suka kalau diberi kesempatan untuk menyontek, makanya dari awal kita bilangin kalau nanti akan dikasih kesempatan untuk diskusi. Untuk menepati janji, sesaat sebelum bel berbunyi kita katakan “Baiklah, saya beri waktu 10 detik untuk berdiskusi” pas siswa lagi heran… bel sudah berbunyi.

Baca Selengkapnya......

Selasa, 30 Juni 2009

Macromedia Flash 8 untuk Membuat SPM

(SOFTWARE PEMBELAJARAN MANDIRI)


Hari gene masih ngajar pake kapur doang, he...he... kelindes spur..!
"cem mana ta iye.." , "macam mana bah..." , "What's wrong.."
Hmmmm... Tapi memang iya kok. Sekarang sudah hampir setengah guru menggunakan media pembelajaran, tetapi setengah dari itu menggunakan Microsoft PowerPoint, dan setengah dari itu pula hanya menggunakan Powerpoint untuk presentasi, serta setengah itu yang presentasi masih menggunakan buatan orang.

Media pembelajaran adalah sumber belajar yang memungkin siswa untuk belajar dengan atau tanpa guru. Media dapat dibuat dengan berbagai software yang memungkinkan untuk terjadinya interaksi dua arah antara media dengan siswa. Untuk membuat Media pembelajaran offline saat ini yang paling gampang adalah Powerpoint dan Flash, asalkan dibuat lebih kreatif dengan menu maupun model interaksi yang lain, bukan sekedar presentasi.

Baiklah, untuk membuat media pembelajaran yang bisa dikategorikan Software Pembelajaran Mandiri, berikut ini saya tuliskan langkah-langkah sistematis yang bisa diterapkan pada Macromedia Flash 8. Berikut urutannya.



Membuat Intro Program

1. buat folder di mydocument dengan nama masing-masing
2. klik menu modify, document properties,
3. ganti dimension jadi 800 x 600, ganti back ground, frame rates 15
4. ok
5. insert 3 layer untuk 3 judul
6. insert layer ke 4 untuk background
7. import gambar untuk layer background
8. drag gambar ke stage kemudian setting ukuran menjadi 800,600,0,0
9. klik layer judul1 frame1
10. Klik text tool, pilih warna, ketik judul1 pembelajaran
11. insert key frame layer judul1 grame 20
12. pada frame 20 posisikan teks pembelajaran pada tengah layer
13. diantara layer 1 dan 20 klik kanan pilih create motion tween
14. untuk layer judul2 frame ke 20 insertkey frame
15. ketik judul2 dengan kata INTERAKTIF
16. insert key frame pada frame 40 layer judul2,
posisikan pada tengah layer dibawah judul1
17. gunakan insertframe pada semua layer pada frame 40
18. pada layer judul3 frame 40 insert key frame
19. ketik teks judul materi pada bawah layer kerja
20. pada frame 40 layer judul3 posisi teks ada dibawah
dan posisi 60 posisi teks naik sampai atas
21. diantara frame 40 dan 60 layer judul 3 klik kanan pilih create motion tween
22. insert layer baru kemudian gain nama dengan nama TOMBOL
23. posisi frame 50 layer tombol insert key frame
24. pada psosisi frame 50 klik menu windows, common libraries, button
25. pilih contoh button yang akan digunakan
26. drag button tersebut ke layer kerja
27. klik frame 50, klik tombol pilih properties
28. pda properties pilih color, kemudian alpha setting ukuran sampai 0%
29. pada frame 60 layer tombol insert key frame, klik tombol, pilih properties
30. pilih color, alpha naikan menjadi 100%
31. diantara 50 dan 60 klik kanan pilih create motion tween
32. save nama file ke folder masing-masing dengan nama intro

Membuat Menu

1. buat file baru
2. setting ukuran dengan menu modify, document properties,
3. rubah dimension menjadi 800x600, frae rates 15 dan background color dirubah
4. buat 4 layer masing-masing layer background, layer materi, layer quiz,dan keluar
5. pada layer background frame 1 import library pilih gambar kemudian drag ke bidang kerja
6. rubah ukuran gambar ada properties menjadi 800x600,0x0
7. pada layer materi frame1, ketik dasar materi
8. pada layer quiz frame 1 ketik test
9. pada layer keluar frame 1 ketik keluar
10. klik teks materi kemudian tekan F8 pilih button ganti nama materi
11. klik teks test kemudian tekan F8 pilih button ganti nama test
12. klik teks keluar kemudian tekan F8 pilih button ganti nama keluar
13. double klik tombol materi kemudian pada posisi over insert key frame
14. ganti warna
15. masih pada posisi over klik icon text tool
16. ketik kata menjelaskan dasar materi posisi dibawah tombol dasar materi
17. pada posisi down delete kata menjelaskan
18. kembali ke scene kerja
19. double klik kata test pada posisi over klik kanan inset key frame
20. kemudian ganti warna
21. pada posisi over klik icon text tool kemudian ketikan evaluasi belajar
22. pada posisi down klik kanan insert key frame
23. delete kata evaluasi belajar
24. kembali ke scene kerja
25. double klik kata keluar
26. pada posisi over insert key frame
27. ganti warna
28. masih pada posisi over klik icon text tool
29. ketik kata keluar program posisi dibawah kata keluar
30. pada posisi down klik kanan insert key frame
31. kemudian ganti warna
32. delete kata keluar program

Membuat Kuiz

1. file new, templates, quiz, quiz style 1 , ok
2. klik frame 6 layer interaction untuk soal pilihan ganda
3. geser horizontal bar kekiri
4. tekan ctrl B untuk break apart
5. ctrl+shif A
6. klik multiple choice interaction di bagian kiri bawah
7. tekan alt+f7
8. interaction ID ganti dengan soal-1
9. question ganti dengan pertanyaan atau soal
10. buatlah jawaban yang benar pada label
11. isi bagian correct utk jawaban yang benar
12. di frame 6 , copy
13. di frame yang lain paste satu persatu
14. balik ke langkah 5

Baca Selengkapnya......

KAMPOENG BARU, PELAJARAN BARU

Satu-satunya alasan yang membuat saya senang begitu ujian skripsi selesai adalah bahwa “Saya tidak akan menemukan ujian lagi”. Mengapa demikian, karena selama ini saya merasa bahwa ujian adalah sesuatu yang tidak saya senangi tetapi terpaksa harus saya lalui dengan sebaik-baiknya. Jujur saja saya tidak suka dengan bentuk, model maupun budaya ujian sekolahan yang bagi saya tidak menunjukkan kemampuan sebenarnya dari seseorang.

Terakhir saya berprinsip bahwa mempelajari segala sesuatu bukan agar saya selalu lulus dalam setiap ujian, tetapi agar saya menguasai segala sesuatu dan dapat memilihnya dengan baik sesuai keperluan kehidupan saya. Sedangkan untuk menghadapi ujian yang mau tidak mau harus saya lalui dengan baik, saya cukup mengetahui materi pelajaran secara teoritis (baca pas minggu ujian saja) sedangkan logikanya sudah saya dapatkan saat saya mempelajarinya.

Dikampus nilai ujian akhir setiap semester memang tidak memuaskan banyak orang (saya sendiri sangat puas karena sudah lebih dari sekedar lulus). Sangat berbeda ketika saya SMA rangking pertama tidak pernah lepas hingga tamat tetapi saya tidak mendapatkan sesuatu yang berharga dari hasil itu, bahkan untuk mendapatkan seorang pacar saja saya tidak bisa. Lain halnya ketika kuliah dengan IPK yang mungkin tidak berharga tetapi saya mendapatkan semua pelajaran hidup, dan bahkan saya bisa mendapatkan istri dari salah satu kegiatan mahasiswa.


Keluar kampus saya yakin tidak akan menemukan ujian (baca:soal) lagi, termasuk ujian masuk pegawai negeri karena saya lulus dengan status beasiswa ikatan dinas (TID). Sayapun tidak sanksi untuk mengajar disekolah mana saja, karena selama kuliah sudah sempat mengajar di beberapa bimbingan belajar, dan sayapun tidak gentar untuk mengajar anak kuliahan karena sudah pernah menjadi asisten dosen.

Pulang Kampoeng keyakinan itu terjawab dengan diterimanya saya hampir di setiap sekolah/kampus yang saya datangi, dan terakhir saya pilih UNRAM dengan rekomendasi pak Widodo/Rektor saat itu . Namun sekali lagi nasip mengatakan lain, Sebelum SK di UNRAM turun sebuah telegram dari pak Wardiman/ Mendiknas saat itu, menuliskan bahwa SK saya telah diterbitkan untuk SMA Negeri Plus Matauli Sibolga atas kerjasama pemerintah dengan pak Feisal Tanjung/Pangab saat itu dan pak Akbar Tandjung/Menpera saat itu.

Di kampoeng baru ini sayapun kembali mendapat pelajaran baru, bahwa sebenarnya Guru adalah Pelajar dari murid-muridnya. Satu hal yang pasti sebagai guru, pelajaran yang saya peroleh dari SD (gak pernah TK sih...) sampai kuliah telah membuat saya memberi penilaian ke siswa dengan tidak hanya berdasarkan hasil ujian berupa skor test. Dan lebih menyukai siswa yang pinternya sedang-sedang tetapi banyak akalnya (logika dan kretifitasnya jalan) ketimbang siswa-siswa yang pinter sekali tetapi pendiam (terlalu baik, penurut dan pasiv).

Diluar kampoeng kepada rekan-rekan guru dalam setiap diklat yang saya sajikan di beberapa sekolah, sayapun selalu mengajak untuk membuat pembelajaran yang bermakna melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mengajar maupun belajar sendiri. Bukan tingkat kesulitan materi yang menjadi perhatian tetapi tingkat pemahaman siswa yang menjadi penentu. Bukan sekedar siswa pinter (nilai tinggi) yang kita hasilkan tetapi lebih penting adalah siswa cerdas yang kreatif. Bukan habisnya materi yang menjadi tujuan hadir dikelas tetapi ketuntasan pembelajaran yang menjadi tujuan. Bukan kepuasan karena semua siswa lulus UAN yang menjadi kenangan tetapi kepuasan karena kita dan siswa sama-sama memperoleh pelajaran yang berharga dari setiap detik pertemuan yang akan memberi kita umur panjang untuk terus menerus belajar.

Baca Selengkapnya......

Minggu, 28 Juni 2009

Ternyata Gaji Saya Lebih Tinggi dari Gaji Guru di China



“Ternyata Gaji Kita Lebih Tinggi dari Gaji Guru di Cina” itulah bisik-bisik beberapa kawan didepan saya ketika pak Syahdian (Widyaiswara LPMP Medan) tengah menyajikan materi Perbandingan Pendidikan di Beberapa Negara dalam Workshop Tingkat Lanjut Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) untuk guru-guru Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional.

“Emangnya ibu guru dimana ?” saya langsung bertanya, karena sejak awal saya memang ingin ngajak bicara, maklum sudah dua hari saya amati diantara 38 peserta Workshop kayaknya cuman ibu ini yang layak diajak bicara (namanya saja Workshop Tingkat Lanjut… ngerti kan maksudnya).

“Saya di SMP Medan” , “Kalau tempat saya, selain gaji + tambahan lain-lainnya, Khusus untuk kelas SBI diberi tambahan Rp.500/menit…wah..wahh. Saya coba hitung kasar disekolah saya ada : 9 kls (X+XI) SBI X 38 jam/minggu X 4 minggu/bln X 10 bln/th 45 menit X Rp.500 = Rp. 300.780.000 . Nah..kan lebih besar dari rencana dana SBI setahun kalau hanya dapet satu paket, tapi mungkin pas juga soalnya guru yang terlambat apalagi tidak masuk tidak dihitung, artinya yang dibayar adalah menit efektif guru dalam kelas. Yah sudahlah… gak perlu dipikirin, karena ternyata cerita selanjutnya tidak menarik lagi.

Baiklah…. Kita lanjutkan perjalanan ke China. Di Cina gaji guru berkisar 3000 – 5000 yuan/bulan (1 yuan = Rp 1200) berarti sekitar 3,6 – 6 juta / bulan. Sedangkan di negara kita Indonesia Raya gaji guru antara 1,5 - 3,0 juta/ bulan.
Tapi tunggu dulu … Ternyata jam kerja mereka dari jam 6.30 – 21.30 = 15 jam/hari. Sedangkan jam kerja kita mulai dari jam 7.30 – 14.00 = 6,5 jam.

(di Cina, dalam 1 bulan hanya ada 3 hari libur, dan tiap hari istirahat hanya 17.25 – 18.10 sedangkan kita 1 bulan ada 4 hari minggu, dan tiap hari istirahat 2 x 15 menit. Ok… kita kira manis sama saja)
Mari kita bandingkan : (anggap saja 1 bulan = 30 hari, istirahat di abaikan)

CINA Terendah : 3.600.000 dibagi (15 jam X 27 hari) = Rp. 8.888/jam
Tertinggi : 6.000.000 dibagi (15 jam X 27 hari) = Rp.14.815/jam

INDONESIA Terendah : 1.500.000 dibagi (6,5 jam X 26 hari) = Rp. 8.876/jam
Tertinggi : 3.000.000 dibagi (6,5 jam X 26 hari) = Rp.17.751/jam

Nah..lho... lebih tinggi kan.
Belum cukup.... mari kita hitung seandainya sudah cair sertifikasi (saya sih cair)
dan kita hitung menurut jam pelajaran 45 menit.
Beban Kerja = 24 jp/minggu = 24 X (45/60menit) X 4 minggu = 72 jam
Gaji pokok = 2,5 jt + sertifikasi = 5juta (estimasi minimal)
Berarti Gaji yang diperoleh perjam adalah : 5.000.000/72 jam = Rp 69.000.

Sekarang....
marilah kita meluruskan niat sebagai "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa"
Ajarkan sesuatu yang bukan sekedar dihafal siswa tetapi yang bisa dibuat siswa
Didiklah siswa bukan sekedar memberi contoh tetapi harus menjadi contoh
Belajarlah dahulu sampai mengerti bagaimana mengajarkan pelajaranmu

Sekarang...
TUNTUTLAH ILMU SAMPAI KE NEGERI CHINA,
TERNYATA GAJI KITA LEBIH TINGGI SAMPAI KE NEGERI CINA

Baca Selengkapnya......

Jumat, 26 Juni 2009

SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

(antara harapan dan tantangan)

Sebentar lagi atau bahkan sudah mulai beberapa orang tua dibuat bingung untuk memilihkan sekolah buat sang remaja harapan keluarga. Kalau anda termasuk didalam kategori orang tua yang bingung, maka bersyukurlah bangsa ini masih memiliki warga yang berpikir selangkah kedepan. Karena jika anda tidak bingung ada dua kemungkinan yaitu kabar baik dan kabar buruknya.

Kita mulai dari kabar buruknya :
Di Negara kita tercinta terdapat 3 model sekolah yang ada yaitu: (1) Sekolah Nasional, (2) Sekolah Franchise, dan (3) Sekolah Asing. Kita juga sering mendengan istilah Sekolah Kriteria Mandiri (SKM), Sekolah Standar Nasional (SSN) Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Setiap sekolah itu itu memiliki kriteria, visi dan misi yang berbeda yang seharusnya sudah kita pertimbangkan sebelum memasukinya, menyangkut kemampuan orang tua dan kesiapan si anak.

Baiklah sekarang kabar baiknya :
Ternyata tidak ada kabar baik.
Dan kalau anda semakin bingung, boleh saja tetapi jangan lama-lama.
Sayapun tidak mau ikut bingung dengan pilihan sekolah sebanyak itu, karena itu saya hanya akan mengupas lebih jauh tentang Sekolah Bertaraf Internasional saja.


Sekolah bertaraf internasional (SBI) adalah sekolah yang memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan (SNP) serta mempunyai keunggulan yang merujuk pada standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, sehingga lulusannya memiliki daya saing di forum internasional.

Secara umum SBI bertujuan untuk meningkatkan kualitas pencapaian tujuan pendidikan yang ditandai dengan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dan memiliki daya saing pada taraf internasional.
Secara khusus SBI akan mengembangkan sekolah yang dapat menghasilkan kompetensi lulusan yang berdaya saing pada tingkat internasional dengan karakter-karakter khusus yang nyaris sempurna. Bahkan kalau semua karakter khusus itu tercapai, saya yakin para siswa tidak hanya selamat di dunia tetapi akan selamat diakherat nanti (masuk sorga).

Untuk menjadi sebuah sekolah bertaraf internasional sebenarnya bukanlah hal yang mudah. Standar input (siswa-guru-kepala sekolah), standar proses/pengelolaan (kurikulum-sarana prasaran) dan standart output (lulusan) merupakan syarat yang mutlak dipenuhi. Untuk itulah pemerintah memalui Departemen Pendidikan Nasional saat ini telah memasuki tahun ke-empat dalam menyelenggarakn program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang sebagiannya diproyeksikan untuk menjadi SBI setelah 5 tahun.

Untuk menjadi sekolah RSBI sebuah SMA harus memiliki kriteria minimal antara lain (1) SMA Negeri/swasta yang telah memenuhi Sekolah Kategori Mandiri (SKM) dan terakrediatasi A. (2) Memiliki kepala sekolah definitif yang mampu mengoperasikan komputer dan dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris. (3) Tersedia tenaga pengajar yang mampu mengajar fisika, Kimia, biologi dan Matematika serta mata pelajaran lainnya menggunakan ICT dengan pengantar bahasa Inggris. (4) Tersedia sarana prasarana yang memenuhi standar untuk menunjang proses pembelajaran bertaraf internasional, seperti Laboratorium IPA dan Bahasa Inggris, Laboratorium Komputer dengan akses internet, dan memiliki website sekolah. (5) Memiliki kultur sekolah yang kondusif, bersih, bebas asap rokok, bebas kekerasan, indah, dan rindang. (6) Memiliki dana yang cukup untuk membiayai pengembangan program rintisan SMA bertaraf internasional. (7) Jumlah rombongan belajar minimal 9 (sembilan) atau setara dengan 288 siswa yang dilaksanakan dalam 1 shift. (8) Memiliki lahan minimal 10.000 m2 dan memiliki akses jalan masuk yang mudah dilalui oleh kendaraan roda empat.

Melihat kriteria diatas, maka Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) untuk saat ini masih merupakan harapan sekaligus tantangan bagi sekolah, pemerintah dan masyarakat untuk saling bahu membahu mewujudkan impian tersebut. Maka pemberian label seperti Sekolah Unggul, Sekolah Bilingual, Sekolah Terintegrasi, Sekolah Akselerasi, Sekolah Plus, Sekolah SSN (Sekolah Standar Nasional), Sekolah Kategori Mandiri (SKM), Rintisan Sekolah Berstandar Internasional(RSBI) mungkin hanya fenomena untuk pendidikan kita, yang kesemuanya merupakan sebuah tantangan menuju harapan terwujudnya Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) pada tahun 2010.


Baca Selengkapnya......

Senin, 22 Juni 2009

INHOUSE TRAINING ICT- SMAN 1 SORKAM BARAT

Menutup tahun pelajaran 2008/2009, saya mengakhiri perjalanan diklat ICT dalam Pembelajaran yang telah saya sajikan di beberapa SMP dan SMA se-Tapanuli Tengah yang tergabung dalam program Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN) maupun yang sudah termasuk Sekolah Standar nasional (SSN). Acara terakhir saya berupa Inhouse Training di SMAN 1 Sorkam Barat diikuti oleh seluruh guru dan karyawan SMAN 1 Sorkam Barat berlangsung dari tanggal 2 hingga 3 Juni 2009.

Dalam kegiatan tersebut saya menyampaikan materi:
1. Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis ICT
2. Integrasi dan pengembangan Bahan Ajara berbasis ICT.

Acara yang dibuka oleh Bp. Syahrir Kepala SMAN 1 Sorkam ini berlangsung cukup sukses, karena semua peserta sangat antusias untuk menerima materi yang bagi mereka cukup baru. Walaupun disana sini masih terdapat kesulitan terutama untuk membuat koneksi internet via GPRS, dengan menggunakan modem khusus GPRS maupun Handphone.


Materi SIM yang merupakan latihan membuat koneksi internet dengan berbagai alternatif tidak dapat berjalan semuanya, karena telkomnet jaringan telkom hanya bisa menyediakan telkomnet instan. Untunglah sekolah itu baru membeli modem GSM untuk telkomsel, sehingga bisa menggunakan jaringan internet telkomsel flash.

Sedangkan untuk pengintegrasian ICT dalam RPP dan bahan ajar, para peserta tidak mengalami kesulitan, memngingat mereka dalam beberapa bulan terakhir sudah mulai menggunakan komputer.

Penggunaan ICT dalam semua prose pembelajaran dan adminitrasi akan terus ditingkatkan, guna mendukung SMAN 1 Sorkam Barat sebagai salah satu sekolah yang akan berpredikan SSN, demikian Pak Syahrir memberikan sambutannya pada acara penutupan In House Training ICT tersebut.

Baca Selengkapnya......

Sabtu, 20 Juni 2009

BELAJAR JADI SAUDAGAR , SEKOLAH JADI PEGAWAI

"Kalau mau kaya buat apa sekolah" itulah potongan kalimat Bob Sadino dalam sebuah acara talkshow di sebuah TV Nasional. Pasti banyak orang yang menonton acara tersebut, apalagi disamping OM Bob yang selalu bercelana pendek ada sicantik Catherine Wilson yang berhasil menembus dunia entertainment dengan hanya mengantongi ijazah SMA.

Eiith... Anak malas jangan senang dulu ..!
Lanjutan dari kalimat itu adalah kunci keberhasilan itu terletak pada kemampuan seseorang untuk belajar. Dan belajar disini berarti bukan sekedar sekolah. Intinya kalau kita mau berhasil dalam setiap sisi kehidupan maka kita harus belajar dan belajar. Terlalu banyak bukti orang yang berhasil tanpa sekolah, walaupun tidak sedikit orang yang berhasil melalui jalur sekolah, dan tak terbilang bukti orang yang hancur gara-gara gagal sekolah. Kenyatan itu cukup menjadi gambaran bahwa sekolah dalam arti belajar akan sangat menentukan kualitas kehidupan kita.

Pertanyaannya, mana yang lebih penting SEKOLAH atau BELAJAR ?
Jawabannya, Belajar itu penting, tetapi sekolah itu perlu !

Belajar adalah proses,learning to know, learning to do, learning to live together and learning to be. Idealnya itulah yang dilakukan oleh lembaga yang bernama sekolah. Sekolah harus mengajarkan siswanya untuh tahu ilmunya, bisa menerapkan ilmunya, dengan ilmunya bisa hidup bersama, dan dengan ilmunya bisa menjadi seseorang yang mengambil posisi tertentu dalam masyarakat. Namun kenyataannya memang tidak semulus itu. Banyak faktor yang menyebabkannya, bisa sekolah/guru yang tidak edukatif, bisa murid/orang tua yang tidak concern, dan bisa masyarakat/pemerintah yang tidak kondusif.

"Tuntutlah Ilmu sampai ke negeri cina" itulah semboyan nenek moyang kita, barangkali itulah yang diterapkan orang semisal Bob Sadino atau Lim Siu Liong, mereka belajar dalam artian sesungguhnya, dari know sampai be, dari segala sumber pelajaran dengan atau tanpa sekolah (dan ingat ada faktor nasip mujur). Jika kita merasa tidak se-cerdas (se-mujur) orang-orang yang saya sebutkan di atas, maka jalan teraman adalah belajar dan sekolah. Tetapi bila disekolahpun kita tidak mau belajar, maka bersiaplah untuk menjadi Drs(Di rumah saja), SPd (Sarjana Paruh dukun), MM (mondar-Mandir), Msc (Mantan supir camat) atau Phd (Pulang2 habisin duit)dan terakhir hanya diterima jadi satpol PPPPPPP (pergi pagi pulang petang penghasilan pas pasan)

Baiklah, Kunci utamanya adalah Belajar. Kalau kita mampu sekolah maka jalan terbaiknya adalah belajar ilmu dasar di sekolah, di luar sekolah belajar ilmu kehidupan. Memang jamannya menuntut Ijazah sekolahan, walaupun Ijazah bukanlah satu-satunya jaminan ilmu seseorang. Maka isilah sisa waktu sekolah untuk belajar ilmu dan kecakapan hidup, bukan sekedar menghabiskan waktu di lembaga kursus atau bimbingan belajar yang hanya akan membuat mukamu lebih tua dibanding kecerdasanmu.

Kalau kita belajar hanya disekolah, maka kita bisa menjadi pegawai negeri yang baik.
Kalau kita belajar tanpa sekolah kita bisa menjadi pengusaha/wiraswastawan yang kaya.
Tetapi kalau kita belajar dan sekolah , bukan tidak mungkin kita menjadi pegawai dan pengusaha yang melebihi Bob Sadino.

Kesimpulannya:
Belajarlah karena itu penting untuk hidup yang layak, tetapi tetaplah sekolah karena itu perlu untuk bekerja mapan.
Memang baik menjadi pengusaha sukses, tetapi lebih baik menjadi pegawai yang memiliki usaha yang sukses.
Celakalah orang yang tidak mau belajar, dan lebih celaka lagi orang yang sekolah tanpa belajar.

Baca Selengkapnya......

Selasa, 16 Juni 2009

Panen Pelajaran di Kampus Kehidupan


18 tahun Kampoengku memberikan segala pelajaran tentang ilmu kehidupan.
Semua kejadiannya telah membuatku menjalani segala sesuatu dengan diam.
Semua ceritanya telah membuatku memahami semua masalah dengan diam.
Semua tantangannya telah membuatku berani melawan apapun dengan diam.
Semua pengajiannya telah membuatku memakai kebenaran dengan diam.


Langkah kaki kanan pertama keluar kampoeng membawaku ke alam kehidupan.
Ada orang yang tidak pernah melewati pematang tetapi mengetahui jalan pintas.
Ada orang yang tidak pernah mendengar jangkrik tetapi mengerti selera publik
Ada orang yang tidak pernah memecah batu tetapi sanggup membungkam saingan
Ada orang yang tidak pernah bersila tetapi pandai bersilat lidah

Kini aku memiliki kampoeng baru bernama kampus IKIP Malang.

Semester satu aku kuliah dengan benar dan diam-diam mengejar IP tertinggiku.
Semester dua aku kuliah sambil meneliti dengan diam-diam kehebatan senior-seniorku.
Semester tiga aku kuliah dan memasuki organisasi kampus yang diplomatis progresiv
Semester empat aku kuliah dan tidak bisa diam hingga memasuki kebijakan kampus
Semester lima aku kuliah dan mengopspek mahasiswa baru dan PPL ke Grafika
Semester enam aku kuliah dan masuk asisten dosen dan mewarnai asrama mahasiswa
Semester tujuh aku kuliah dan TID, membuat BKA serta KKN ke Gunung Kawi
Semester delapan aku habiskan mata kuliah dan gak mau wisuda karena TID lagi
Semester sembilan aku skripsi membuat software pembelajaran kimia dengan nilai A.


Pelajarannya :
Sudah tahu tapi tidak melakukan, sudah mengerti tetapi tidak bicara, sudah berani tetapi menghindar, dan sudah benar tetapi malu, adalah sikap-sikap yang baik, tetapi tidak banyak berguna untuk kehidupan.
Maka latihlah semua potensimu dengan mengikuti segala kegiatan positif sampai kamu yakin segala potensimu bangkit dan teraktualisasi dalam pengalaman nyata. Jika demikian maka kita akan bertindak tepat dengan cara benar dan berbicara kebenaran dengan cara yang tepat.


Baca Selengkapnya......

Minggu, 14 Juni 2009

BUKAN PILIHAN Sebagai Pelajaran TERBAIK

GAGAL... PUTUSLAH HARAPANKU...

Itulah yang kurasakan manakala langkah kaki kecilku memasuki halaman SMAN 2 Mataram. Betapa tidak, sebagai lulusan terbaik kedua dari SMPku, semua orang berharap aku bisa masuk SPG (jadi guru SD)atau STM (jadi guru tehnik)atau terpaksa SGO (jadi guru Orkes). Yang terbaik sudah masuk STM, yang ketiga dan keempat masuk SPG, jauh dari 10 besar masuk SGO, terakhir cewek yang paling pinter masuk SMKK. Sedangkan aku gagal mendaftar SPG karena kurang tinggi badan, terlambat masuk STM gara-gara mencari map coklat, tidak berani masuk SGO karena takut kena bola. Dan akhirnya terpaksa mendaftar SMA, dan harus ke SMA 2 karena isyunya di SMA 1 jumlah NEMku terlalu mepet.

Saat itu memang SMA bagi mereka yang terpaksa sekolah (itulah opini orang kampung dan sekitarku), sampai-sampai aku sedikit risih kalau ditanya dimana sekolahmu.
Hari pertama Penataran P4 aku hampir menangis ketika aku salah barisan dan ditanya dari SMP mana, ku sebut asal SMPN 1 Janapria Lombok Tengah (guru dan siswa lainnya heran... uih... SMP kampung!)Dalam hati aku mengancam... "awas kalian, gak tau siapa saya. Emangya SMA untuk SMP kota saja !"
Hari pertama masuk sekolah dan diberikan kelas I-10 yang masuk sore memaksaku untuk langsung membuktikan bahwa aku rangking 4 dikelas. ini adalah permulaan, dan setelah itu rangking satu tak pernah kulepaskan hingga tamat.


Kelas dua aku memilih jurusan biologi dengan perhitungan yang matang (tidak seperti kebanyakan teman yang ikut2an). Tahun inilah aku mulai sadar bahwa SMA yang aku pilih sangat tepat. Kalau seandaianya SMA 1 mungkin aku tidak bisa berkembang secepat itu, sedangkan jika SPG, STM,atau SGO aku pasti menyesal, karena tahun itu sudah sudah terdengar kabar tentang masa depan sekolah ltu, sekaligus aku sudah menemukan jati diriku untuk nantinya melanjutkan ke IKIP Malang (jadi guru sebenarnya).
Memang SMA kujalani tidak layaknya anak SMA yang pada umurnya sedang menikmati kebebasan pikiran dan fasilitas. Pikiranku dipaksa fokus ke sekolah karena tidak adanya fasilitas lain. Bahkan untuk mengenal seorang perempuan aku tak sanggup walaupun aku "dikelilingi" banyak gadis kota (maklum Bintang kelas... saat itu lagi tenar lagunya Anggun C. Sasmi), bahkan di kosku aku ditunggu seorang gadis cantik yang selalu membuat iri teman perempuanku,gadis itu justru dititipkan Ortunya untuk ku jaga (maklum orang baik-baik)
Kalau dihitung umur SMA ku semuanya bukanlah pilihanku, tetapi terakhir aku mengerti bahwa itulah yang membuatkan seperti sekarang ini.

Pelajarannya :
Desakan keinginan seorang tamatan SMP Kampoeng, dan semua umur SMA nya yang dihabiskan tanpa adanya pilihan, ternyata merupakan pembelajaran terbaik menuju kedewasaan yang wajar dan tidak berlebihan. Bahwa segala sesuatu yang kita anggap baik, atau bahkan pilihan terbaik kita di SMA ternyata belum tentu menjadi kebaikan atau bahkan mungkin kedangkalan pikiran SMA bisa membuat pilihan yang justru akan kita sesali dimasa yang akan datang. Berhati-hatilah dengan SMA!

Baca Selengkapnya......

Sabtu, 13 Juni 2009

Melawan Hukum Faraday dengan Elektron

Tahun 1833, Michael Faraday menemukan hubungan kuantitatif antara massa (G) yang terbentuk dengan jumlah muatan listrik (Q) yang diperlukan dalam suatu elektrolisis. Secara matematis dituliskan sebagai G ≈ Q , dimana Q = i.t (arus x waktu).

Massa (G) yang dimaksud dengan Hukum Faraday tersebut ternyata adalah massa ekovalen (Me), Massa ekivalen adalah massa atom relative (Ar) dibagi bilangan oksidasinya (biloks).
Sebagai contoh: Dalam reaksi elektrolisis larutan CuSO4, dikatoda terjadi persamaan reaksi : Cu2+ + 2e --> Cu (artinya Cu mengalami perubahan biloks 2) maka massa ekivalen Cu = (Ar Cu)/2 = 63,5/2 = 31,75.

Dari beberapa percobaan yang dilakukan diketahui bahwa Jumlah muatan listrik total untuk mengendapkan 1 mol ekivalen logam adalah sebesar 96500 coulomb. Jadi 1 faraday = 96500 c, yang kemudian dibuat rumusan umum menjadi Faraday = Q/96500

Dalam beberapa buku kita menemukan contoh soal berikut:

Berapa massa Cu (Ar = 63,5) yang diendapkan di katode selama elektrolisis larutan CuSO4, jika arus sebesar 1 A dilewatkan pada larutan selama 9650 detik.

Dalam pembahasan dituliskan demikian:
Reaksi pada katoda adalah : Cu2+ + 2e --> Cu
Mol Cu = ½ mol e-
= (½ x i.t)/96500
= (½ x 1 A x 9650)/96500
= 0.05 mol
Massa Cu yang dilepaskan
= mol x Ar Cu
= 0,05 x 63,5
= 3,175 g.
Inilah penyelesaian yang kita temukan, bahkan di beberapa buku yang lebih dulu lebih panjang lagi dan makin jauh dari logika berpikir, serta tidak banyak terhubung dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya.

Sebenarnya Hukum Faraday dapat dibunyikan sebagai berikut :
Faraday = i.t/96500
Elektron = elektron yang terlibat pada reaksi.
Untuk menetukan massa zat yang mengendap,
kita tinggal menggunakan hubungan stoikiometri reaksi setara :


Maka untuk menjawab soal diatas:








Soal lain yang lebih gampang:
Berapa gram Ag (Ar=108) yang diendapkan dikatoda apabila listrik yang digunakan adalah 1 Faraday.
Jawab :







Sangat mudah bukan !. Kalau anda masih mu berpusing-pusing, cobalah mengerjakan soal diatas dengan menggunakan cara biasanya (buka buku saja), mana yang lebih mudah dan logis.

Baca Selengkapnya......

Senin, 08 Juni 2009

Mistery of Chemistry (The Series)

Chemistry of Happy Birthday

Kata ”Chemistry” belakangan menjadi akrab ditelinga para penggemar infotainment. Chemistry sering diibaratakan sebagai bentuk kecocokan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Bak sebuah mistery entah kapan dan siapa yang memulai, yang jelas ”chemistry” selalu digunakan untuk menentukan dua sisi yang berbeda dapat disatukan atau tidak. Kalau "Chemistry nya dapet" berarti mereka dapat bersatu.
Dalam tulisan ini saya akan mengajak pembaca untuk memanfaatkan Chemistry (ilmu kimia) untuk membuat subuah kejutan kepada seseorang, misalnya pas ulang tahun si doi, atau bagi pembaca yang sudah tidak boleh punya pacar dapat memberikannya kepada sang istri/suami tercinta. Kita akan membuat sebuah kartu ulang tahun yang dijamin akan membuat chemistry kita dan pasangan kita menjadi lebih erat. ”Biar chemistry nya dapet gitu lho”.
Gimana caranya...?


Siapkan selembar kertas putih (sebersih niatmu), lalu mintalah larutan indikator fenolpthalin kepada orang yang mengerti kimia (atau beli di toko bahan kimia). Dengan menggunakan kuas lukis yang kecil, buatlah tulisan ”Happy Birthday” dengan larutan indikator itu di kertas yang putih tadi. Jemur sampai kering, sehingga bekas tulisan happy birthday tadi tidak akan nampak sama sekali. Lalu masukkan kedalam amplop, dan berikan kepada si dia.
Sekarang tunggu reaksi dia saat membuka amplop berisi kertas kosong itu. Pasti dia penasaran. Kalo udah gak sabar, ajak dia ke kamar mandi, terus cuci tangan dengan sabun... terus...(eeeith... jangan terus yang aneh-aneh lho). Sewaktu tangan masih berbusa suruhlah dia meraba kertas tadi, maka tulisan happy birthday akan muncul begitu terkena air sabun.
Nah kalo udah muncul... dia pasti akan terperanjat....woowwh.... selanjutnya terserah anda.
Tapi kalo tidak muncul, berarti chemistry anda dengan sidoi kurang pas deh...


Trik Membakar Uang.

Mintalah selembar uang kertas yang masih cukup baru kepada rekan(siswa) anda. Lalu rendamlah uang itu dalam wadah yang berisi campuran air dan alkohol dengan perbandingan 2:3. Setelah lima menit angkat uang tersebut dan bakar. Spontan uang itu akan terbakar dengan cepat karena danya alkohol dipermukaan uang.
Tetapi setelah nyalanya padam ternyata uang itu masih utuh. Mengapa demikian? Air yang memiliki ukuran partikel lebih kecil dari alkohol akan masuk ke pori-pori uang, dan air tersebutlah yang melindungi uang kartas itu dari api. Ternyata yang terbakar bukan uangnya tetapi alkoholnya saja.


Baca Selengkapnya......

Minggu, 07 Juni 2009

The Other Comment (updater)




Hazairin R. JUNEP mengatakan...(in This Blog)

Apakah mungkin pendidikan tidak dikerucutkan menjadi hanya sekedar untuk melihat kekuatan subjek didik menghadapi kepiawaian team pembuat soal UAN yang terus bereksperimen? Marilah kita kembalikan pendidikan kita ini kepada pembangunan karakter manusia yang kuat, sehat jasmani dan rohani. Rahayu Bah!

Hazairin R. JUNEP mengatakan...(in This Blog)

Memang benar bahwa negara maju kurang berminat, misalnya di jogjakarta pernah diadakan olimpiade science SMP dan SMU yang ikut sebagian besar dari negara berkembang. tetapi itu tidak penting, mengumpulkan anak berprestasi selalu berguna bagi anak itu sendiri, bagi perkembangan science di negaranya dsb. Anak berprestasi dimanapun, darimanapun dan kapanpun tetaplah baik dan sama bermutunya apakah disanding dengan pelajar negara maju ataupun negara berkembang. Jadi, olimpiade jalan terus!






Djineman Rowoh
at 9:05am June 7 on Facebook.com

Setelah membaca tulisan di blog anda saya merasa terharu, dan saya setuju dg pandangan2 anda. Namun menurut saya kalau kita mau mengurai benang kusut disputar dunia pendidikan kita, saya ingin mencoba melihatnya secara lebih utuh, mulai dari paradigma pendidikan/pencerdasan yg diisyaratkan dlm pembukaan UUD45, krn disitu secara implisit mencakup ... Read Moreesensi maksud dan tujuan pendidikan. Lalu kemudian kita sepakati bhw tanpa 'mengapresiasi' betapa pentingnya arti pendidikan itu, takkan pernah bangsa ini mampu mensejajarkan diri dengan bangsa2 lain didunia dlm segi martabat ataupun kesejahteraan. Dari sini kita harapkan tumbuh motivasi dan kesadaran yg kuat, bahwa pendidikan itu merupakan kewajiban 'kita semua' diminta atau tidak diminta, 'digratiskan atau tdk digratiskan. Namun sayang ironisnya skrg pendidikan itu telahmenjadi industri. Baru kemudian kita bicara teknis, dlm hal kurikulum dll. Bagaimana mebuat kurikulum sesederhana mungkin asalkan tatap memuat 3 aspek kecerdasan, IQ, EQ danSQ

Emang benar pak,un ini salah systemnya.Lebh bgs klau un itu bkn syarat kelulusan.Kelulusan seorang siswa biarlah sekolah yg ambl kebijakan,sebaliknya un dijadikn syarat mask berbagai perguruan tinggi.Misalny kan pak, yg boleh daftar ke ptn ternama, harus dpt rata2 8, yg kurng ngk bs


Baca Selengkapnya......

ANAK BELAJAR REMAJA

Ketika itu terjadi gerhana matahari total yang cukup menggemparkan Indonesia, sekitar bulan Juni Th.1983. Namun bukan gerhana itu yang membuatku khawatir, tetapi karena hari itu adalah pengumuman tes masuk SMP. Karena kabar itulah pengumuman ditunda sampai sore harinya, Alhamdulillah, hanya 2 orang dari sekolah saya yang diterima. satu-satu kawan saya adalah sahrudin (sekarang guru SD di Lombok).

Awal masuk SMP merupakan hari-hari yang berat. Pikiran seorang anak yang mulai menjalar ke orang remaja membuatku mulai memberontak. Masalah pertama yang coba kulawan adalah ketika Ortuku tidak mengijinkan untuk membeli pakaian seragam dari sekolah dengan alasan membeli sendiri lebih murah. Celana seragam yang dibeli Ortu ku gunting dan besoknya aku tidak mau sekolah lagi."Kalau tak mau sekolah ya terserah, sana pergi nyari rumput saja" itulah kata-kata Ortu yang masih teringat.


Seminggu berlalu, bukannya aku dibujuk untuk sekolah, e.eh malah jadwal menyabit rumput dan ngasih makan ayam yang ditambah. Lama2 aku berpikir mendingan sekolah saja. "Aku Mau sekolah tapi takut kalau tidak beli baju yang dari sekolah" begitu aku membuka pembicaraan dengan Ortu. "Kalau takut nanti kuantar" itulah jawaban Ortu. Akhirnya aku besoknya aku berangkat ke sekolah tanpa diantar.

Kali ini Sang remaja terpaksa belajar karena banyak PR. dan karena sering telat pulang sekolah terkadang Diniyah sorenya tidak bisa masuk, dia ganti dengan mengerjakan tugas sambil menunggu jadwal mengaji.
Keajaiban terjadi saat pembagian raport semester I, Di SMP itu biasa mengadakan apel untuk mengumumkan juara umum dari kelas 1,2,dan 3. Tanpa saya duga nama saya dipanggil diurutan ketiga. Oh... ternyata kalau belajar bisa jadi pinter juga.

Begitulah, sejak itu memang aku jadi ketagihan belajar dan alhamdulillah sampai tamat rangking terendahku adalah 4. Dan setelah mencoba mengadu NEM ke SMA nomer 2 di Kota ternyata masuk. Yang kutahu dari satu angkatanku hanya saya yang masuk SMA, 4 orang ke STM, 2 orang ke SPG, satu orang SMKK, lainya hanya diterima di swasta dan lebih banyak yang tidak melanjutkan.

Pelajarannya :
Pikiran dan Keinginan kita yang sementara tidak cocok dengan orang dewasa boleh jadi bukan yang terbaik untuk kita. Sebaiknya ikuti petunjuk Ortu dulu. Jangan melawan apalagi harus dipaksa.

Baca Selengkapnya......

Kamis, 04 Juni 2009

Belajar Kecil-kecilan

Di sebuah gubuk kecil bernama Dasan Tinggi Desa montong Gamang Kopang Lombok Tengah yang masih gelap dari sinaran PLN, lahirlah seorang anak laki-laki dengan bantuan dukun kampoeng yang tidak mengenal tanggalan. Tanpa melihat buku panduan pemberian nama apalagi referensi nama-nama keren dalam seketika ayahnya memberi nama "MANSUR" dengan tujuan sesuai artinya "ditolong".

Dia tumbuh dengan kasih sayang yang tulus dari kedua orang tuanya yang memang mendambakan satu-satunya anak laki-laki dalam keluarga sederhana itu. Dibesarkan dalam lingkungan religius telah mewajibkannya untuk mengaji pada guru kampoeng yang tidak pernah masuk TK. Umur 5 tahun yang dihitung dari berapa kali panen padi (maklum di tempatnya hanya bisa menanam padi sekali setahun) telah mengharuskannya mengikuti kakanya yang Sekolah dasar pada pagi hari, Diniyah pada sore hari, dan mengaji pada malamnya hingga larut malam dan paginya dibangunkan dengan siraman air untuk berjamaah shalat subuh. Di pagi hari (sepulang mengaji-sebelum berangkat sekolah)harus memberi makan ayam-ayam, siangnya (sepulang sekolah-sebelum berangkat Diniyah) harus mengais sekeranjang rumput untuk sapi peliharaannya, dan sorenya (sepulang Diniyah-sebelum berangkat mengaji)harus memastikan sapi dan ayamnya telah berada di kandangnya masing.
Kapan belajarnya...?

Sekolah doeloe tidak harus memberikan PR berupa tugas dan membaca buku pelajaran (karena tidak ada buku pelajaran yang dibagikan)memang terkadang ada tugas membawa batu untuk pekarangan sekolah, atau membawa air untuk menyiram seluruh tanaman dan mengisi bak MCK sekolah. Sekolah dasar telah memberinya bekal membaca alam dan berhitung tentang kehidupan. Diniyah telah memberinya pengalaman beristinjak dan memahami sipat dua puluh sampe nahu-saref. Pengajian telah membuatnya bisa membaca Al-Qur'an dengan Tajwid yang benar dan wajar serta mengamalkan pardlu 'ain dan mengetahui pardlu kipayah. Ayam dan sapi telah memberinya gemblengan kerasnya kehidupan dan bernilainya waktu.

Begitulah, dia tidak pernah menyadari kapan dia belajar, semua dilakukan dengan dasar bakti kepada orang tua, takut kepada guruynya, dan malu kepada lingkungannya. Terakhir di tamat dari SD dengan peringkat 2 terbaik dan berhasil masuk SMP Favorit, sedangkan diniyah dan mengajinya tidak pernah tamat.

(sekarang gubuk itu telah terang benderang, dan merupakan pulau yang sangat diburu wisatawan mancanegara : Lombok is Beatifull)

Pelajarannya :
Belajar tidak mesti membaca buku atau mengerjakan PR saja, tetapi belajar yang sebenarnya adalah berusaha membaca sekitar kita dan menanamkannya di dalam diri kita
to be continued

Baca Selengkapnya......

Selasa, 19 Mei 2009

Didepan atau Mendahului

"Guruku adalah orang yang paling pinter" Jawaban itu sering saya ucapkan setiap menjawab pertanyaan semua orang yang bertanya tentang sekolahku. Tapi itu dulu ketika saya masih SD. Seiring dengan semakin banyaknya kata dan alasan yang dapat saya kemukakan maka jawaban sayapun bisa berlainan di waktu yang lain.

"Bagaimana gurumu, enak tidak?" Pertanyaan itu sering saya lontarkan kepada anak saya setiap di meminta bantuan untuk mengerjakan PRnya. Saya tidak pernah bertanya apakah gurunya pinter apa tidak. Dan jawaban yang saya terima juga berbeda-beda untuk setiap guru yang dia ceritakan.

"Yang bagus itu guru yang enak atau pinter"? saya bertanya kepada diri saya sendiri sebagai guru. Siapakah yang berhak menjawab pertanyaan itu, lalu jawaban siapa yang akan saya ikuti ?

Kalau saya merenung, hati kecil saya berbisik. "Guru yang enak itu pasti pinter" Saya bertanya lagi... Pinter itu kayak apa sih... "Ya menguasai seluk beluk pelajarannya sampai ke akar-akarnya" atau "Kalau didepan kelas nampak perfect, bawa buku besar (Bahasa Inggris Pula), kadang-kadang menyebut buku halaman berapa, dan mampu menyebutkan "definisinya adalah ....." dan seterusnya.

Saya hanya ingin mengusik sedikit ketengangan para guru (termasuk saya sendiri) bahwa seharusnya kita mengajarkan apa yang sudah kita bisa (lebih baik lagi yang sudah kita alami)ketimbang yang barusan kita pelajari atau masih kita pelajari.
Apabila kita mengajarkan sesuatu yang sudah kita ketahui betul, maka kita akan nampak pinter dan pasti mengajarkannya enak. Lain halnya dengan mengajarkan sesuatu yang baru yang kita belum kuasai atau kita hanya baca malamnya, tentu saja waktu mengajarkannya kurang fleksibel, bahkan terkadang sambil buka buku.

Singkatnya kita harus Didepan artinya pengetahuan kita jauh di depan siswa tentang sebuah materi yang akan kita ajarkan. Jangan mencoba modal Mendahului semalam saja. Logikanya kalau kita saja masih belajar tentang materi itu, lalu bagaimana kita bisa mengajarkannya?. Jangan memaksakan nampak sok hebat mengajarkan materi yang sulit sementara kita sendiri belum menguasainya. Karena tidak ada materi yang sulit bagi siswa kalau kita sudah menguasainya terlebih dahulu baru mengajarkannya.

Solusinya adalah... Ajarkan dengan enak materi yang sudah benar-benar kita kuasai, Materi yang belum kita kuasai sepenuhnya jangan disampaikan sampai kita bisa. Jangan dipaksakan walaupun dengan alasan kurikulum.

Baca Selengkapnya......

Senin, 18 Mei 2009

Benar Juara atau Kesempatan Juara

Olimpiade ! adalah sebuah ajang paling bergengsi di dunia, tidak terkecuali dunia pendidikan. Dan saat ini khususnya beberapa Sekolah Menegah Atas (SMA)tengah mempersiapkan siswanya untuk mengikuti Olimpiade Sains. Berbagai upaya sedang dilakukan, mulai dari memaksimalkan kerja guru pembimbing sampai "mengontrak" team ahli dari perguruan tinggi, dan bahkan ada yang meguliahkan siswanya ke kampus2 yang ternama. Semua sah-sah saja, dan ( saya sendiri terlibat di dalamnya) demi gengsi olimpiade.
Namun saya jadi terusik dengan sebuah pendapat yang pernah saya baca (saya lupa sumber dan waktu pastinya) bahwa: "Indonesia menang dalam berbagai olimpiade sains akhir-akhir ini bukan karena Indonesia yang sudah maju dalam bidang IPTEK, tetapi karena negara-negara maju sudah tidak tertarik lagi dengan olimpiade"

Terlepas dari benar tidaknya pernyataan tersebut, sebagai insan ilmiah kita tidak perlu apriori terhadap orang yang menganggap seperti itu. Sebaliknya marilah kita diskusikan!
Manurut saya sih gak masalah ! Kalaupun negara-negara maju sudah tidak tertarik dengan even olimpiade sehingga kita bisa juara (atau kesempatan juara)sebenarnya tidak ada ruginya bagi kita. Mau juara, kesempatan juara, ataupun tidak juara yang penting pembinaan terhadap siswa kita tetap bermanfaat. Yang salah adalah tidak membina siswanya menjadi mampu dibidang IPTEK.
Hemat saya adalah pembinaan terhadap siswa agar mampu menguasai IPTEK seyogyanya bukan sekedar untuk menghadapi olimpiade atau sejenisnya. Tetapi merupakan pembinaan yang berkesinambungan dan terus menerus, tanpa membedakan siswa yang akan olimpide atau tidak. Sehingga ada atau tidak ada olimpiade pembinaan tetap dijalankan, artinya olimpiade bukan sebagai tujuan akhir tetapi hanya merupakan salah satu motivasi untuk maju.Dengan demikian jika kita dianggap Juara atau hanya kesempatan juara tidak akan merubah apa-apa, pembinaan tetap dijalankan.

Tentu saja ada yang tidak setuju dengan pendapat tersebut, atau bahkan ada yang keberatan ? marilah kita diskusikan ! yang jelas dalam berpendapat tidak ada pendapat yang akan menjadi juara.

Baca Selengkapnya......

Rabu, 13 Mei 2009

Tips Menetukan Biloks

Menentukan Biloks (Bilangan Oksidasi)

1. Tentukan biloks unsur yang sudah tetap
- Logam IA = (+1) yaitu (Li, Na, K)
- Logam IIA = (+2) yaitu (Be, Ca, Mg)
- Logam IIIA= (+3) yaitu (Al)
- Flour (F) = -1
2. Tentukan Biloks umum
- H = +1 dan O = -2
- Halogen = (-1) yaitu (F, Cl. Br, I)
3. Baru Tentukan Biloks unsur yang ditanyakan,
- Total Biloks senyawa = 0
- Total Biloks Senyawa ion = muatannya

Contoh:

A. Tentukan Bilok unsur-unsur dalam K2Cr2O7
Langkahnya adalah:
1. Biloks K = 2 x (+1) = +2
2. Biloks O = 7 x (- 2) = -14
Jumlah = -12
3. Biloks 2 atom Cr = +12 (total = 0)
Maka Biloks Cr = +6 (dibagi 2)

B. Tentukan biloks unsur-unsur pada NaClO4
Langkah-langkah :
1. Biloks Na = 1
2. Biloks O = 4 x (-2) = -8
Jumlah = -7
3. Bilok Cl = +7 (total = 0)

C. Tentukan Biloks Unsur-unsur pada ion MnO4-
Langkah-langkah :
1. tidak ada unsur pertama
2. Biloks O = 4 x (-2) = -8
Jumlah = -8
3. Biloks Mn = +7 (total = -1)

Latihan :
Dengan menggunakan urutan langkah-langkah di atas,
Buktikanlah :
1. Biloks O pada Na2O = -2
2. Biloks O pada Na2O2 = -1
3. Biloks O pada OF2 = +2
4. Biloks Cl pada NaCl = -1
5. Biloks Cl pada ClO2- = + 3

Selamat berlatih… gampang kan…!

Baca Selengkapnya......

Minggu, 10 Mei 2009

Nenek Moyangku Seorang Pelaut

Baru-baru ini kita telah memperingati Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April, terlepas dari pro kontra siapakah Kartini sebenarnya saya justru teringat dengan ramainya beberapa milis 3 bulan lalu yang intinya menganggap bahwa lagu-lagu TK kita justru mengajarkan kebohongan pada anak didik. Sebut saja lagu Ibu Kita Kartini (Harum namanya... Harum atau Kartini?) lalu Nenek Moyangkan Seorang Pelaut (kalau berjalan prok..prok ... kok suara pedang panjangnya prok...prok) berikutnya Balonku ada Lima dengan warna hijua yang aneh dan sederet lagu-lagu lama yang dikritik. Sebenarnya semua berujung kepada kekecewaan banyak pihak terhadap mutu pendidikan di Indonesia.

Khusus untuk Lagu Nenek Moyangku Seorang Pelaut, saya mempunyai apresiasi dan analogi yang berbeda. Saya tidak tahu untuk siapa lagu ini diciptakan, dan lebih tidak tahu lagi mengapa tidak ada lagu Nenek Moyangku Seorang Petani, Pedagang atau Pegawai. Tetapi disini bukan tempatnya kita berembuk tentang itu, apalagi membuka perdebatan. Lagi pula bukan itu maksud tulisan ini dibuat. Tanpa bermaksud memposisikan suatu profesi, tulisan ini hanyalah sebagai tambahan renungan buat menambah ruang pendekatan dalam membelajarkan diri kita terlebih kepada siswa .
PELAUT : Masyarakat yang Beruntung. Pelaut terbiasa dengan spekulasi tanpa perencanaan yang “njelimet” dan panjang apalagi analisis SWAT, tinggal siapkan perangkat, lihat cuaca, berangkat sore pulang pagi dengan sekeranjang ikan segar. Dijual ke pasar lalu minum-minum di kedai kopi. Nanti kalau kantong terasa kurang berangkat lagi. Tidak pernah seorang pelaut memberi makan ikan dilaut apalagi menebar benihnya terlebih memelihara laut, tiba-tiba saja mereka panen. Paling sialnya tangkapan mereka sedikit, tetapi mereka tidak merasa rugi, karena tidak modal, waktu dan tenaga yang telah dikorbankan. “Besok kita pasti dapat banyak” katanya. Bukan berpikir bagaimana prosesnya supaya dapat banyak.
PETANI : Masyarakat yang Bekerja. Petani tidak mengenal spekulasi, semua harus diperhitungkan, dana, waktu , lahan, cuaca, pasar dan sekelompok masalah lainya, dari mulai benih sampai pemasaran. Bahkan analisis SWAT saja tidak cukup, bahkan walaupun petani sudah merencanakan sagala sesuatunya dengan matang, merekapun masih berharap adanya keberuntungan. Tanpa itu semua maka tidak mungkin panen dengan hasil yang baik. Gampangnya petani harus merencanakan dengan baik, memelihara dengan baik, dan panen sesuai waktunya, barulah akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Dan semua itu berlangsung dalam jangka waktu minimal 3 – 6 bulan.
Nah sekarang kita bisa mengaku, kita keturunan siapa, murid-murid kita keturunan siapa. Hal ini akan nampak dari cara hidup masyarakat kita dan sangat erat kaitanya dengan cara belajar masyarakat (baca: siswa) kita, dan tentunya kita harus siap-siap dengan metode yang jitu untuk membelajarkan kedua garis keturunan yang sangat berbeda tersebut.
Dalam skala yang lebih besar, mungkinkah keturunan itu mempengaruhi kinerja bangsa kita ? Benarkah Nenek Moyangku Soerang Pelaut ? Lalu bagaimana peran kita sebagai guru ?


Baca Selengkapnya......

Mengajar atau Mendidik

Guru adalah seorang pengajar dan pendidik, demikian mitos yang ditanamkan sejak jaman dahoeloe kala. Sang guru jadi bingung mana yang di dahulukan antara mengajar atau mendidik, kata orang sih … harus bersamaan. Padahal tak seorangpun yang mampu menjalankan dua pekerjaan sekaligus, kecuali ia mau kedua-duanya menjadi pekerjaan yang sia-sia.

Marilah kita lihat fakta:


Siswa yang cendrung “nakal” adalah siswa yang kemampuannya (baca kepintaranya) kurang. Siswa kurang mampu adalah akibat cara mengajar guru yang tidak benar, bukan cara mendidiknya yang salah.
Siswa yang sangat “baik” adalah siswa yang cendrung bodoh (baca tidak kreatif). Siswa yang tidak kreatif adalah akibat cara mengajar guru yang tidak benar, bukan cara mendidiknya yang salah
Siswa yang pintar pastilah siswa yang baik. Siswa pintar adalah akibat cara mengajar guru yang benar, artinya cara mendidiknya juga benar.

Marilah kita cari benang merahnya:
Guru (mata pelajaran) tugasnya hanya dan hanya mengajar dengan benar, karena apabila sudah mengajar dengan benar otomatis dia sudah mendidik siswanya untuk benar. Tentu saja pengertian mengajar dengan benar harus anda cari sendiri.

Baca Selengkapnya......

Lulus atau Diluluskan

Dua Minggu lalu merupakan saat-saat yang mendebarkan sekaligus mencemaskan bagi adik-adik kelas XII SMA/SMK. Bagaimana tidak, karena segala jerih payah, waktu dan biaya yang selama ini dikeluarkan untuk menempuh 3 tahun pendidikannya di SMA/SMK akan ditentukan hasilnya dalam 1 minggu saja (tepatnya 5 hari). Saat itu adalah waktu berlangsungnya UAN yang merupakan salah satu penentu kelulusan siswa, bahkan siswa menganggapnya sebagai satu-satunya syarat untuk lulus dari SMA/SMK.
Begitukah kenyataannya ?
Kenyataannya: Iya ! Teorinya: Iya! Peraturannya: Iya !
tetapi bagaimana fakta dilapangan?

Seorang kawan (dia bukan seorang guru) meng-SMS saya: "yang khawatir tidak lulus itu siswa atau sekolah ?
sebelum saya selesai mengetikkan jawaban di HP kuno saya (tidak semua guru pake HP kuno), dia gak sabaran dan menelpon saya langsung nyerocos bercerita, bahwa yang dia tahu (katanya sih dari nonton TV), banyak sekolah-sekolah yang berusaha sedemikian rupa untuk memperoleh bocoran soal maupun jawaban UAN yang akan diberikan ke siswanya, saya jawab: "ah... masak sih, setahu saya gak ada yang seperti itu".
Lalu dengan lancarnya dia protes "makanya UAN jangan di jadikan syarat kelulusan" Saya jawab: "tidak semudah itu mas, penentuan UAN sebagai syarat kelulusan merupakan keputusan pemerintah dan DPR, kalau UAN tidak dilaksanakan seperti itu, terus dana pendidikan yang merupakan satu kesatuan dengan ketetapan UAN itu jadi batal semua dong". Sekarang dia yang jadi kaget: "ah... masak sih, kalo gitu gak tau aku deh"

Sebagai seorang Guru saya berpikir: Biarlah UAN tepat dilaksanakan, bahkan UAN tetap harus ada, tetapi syarat tidak menjadi syarat kelulusan. Jika demikian maka pelaksanaan UAN akan berjalan dengan murni (seperti DANEM dulu) dan hasilnya benar-benar bisa digunakan sebagai data acuan kualitas dan perkembangan pendidikan di Indonesia.

eeh.. sebelum sempat HP kumatikan kawan saya menutup pembicaraan dengan pertanyaan: "berarti siswanya memang LULUS atau DILULUSKAN ?" Dan sayapun menutupnya dengan: Nantilah kita tanya kawan-kawan yang lain".
Bagaimana menurut anda?

Baca Selengkapnya......

Sabtu, 09 Mei 2009

Penuh atau Setengah Penuh

Satu masalah yang selalu momok tugas guru adalah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah diatur oleh kurikulum nasional. Memang saat ini Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) seolah-olah memberikan keleluasaan sekolah untuk membuat kurikulumnya sendiri. Tetapi sebenarnya pengembangan KTSP harus menjadikan kurikulum nasional sebagai standar minimalnya. Padahal sudah menjadi rahasia umum bahwa kurikulum nasional kita dianggap terlalu gemuk (baca: padat materi) jika dibandingkan dengan kurikulum negara lain. Bila standar minimalnya saja sudah gemuk, bagaimana dengan KTSP ?

Faktanya adalah KTSP selalu dibuat lengkap sesuai kurikulum standar nasional plus pengembangannya (gemuk dan mengembang).
Pertanyaannya adalah sanggupkah guru mengajarkan (dengan tuntas) semua materi dalam KTSP tersebut ? lagi-lagi jawabannya adalah sanggup ! (dan harus sanggup).

Fakta berikutnya adalah tidak semua murid mampu menerima seluruh materi KTSP, dan atau tidak semua guru menguasai strategi mengajarkan seluruh materi KTSP.
Pertanyaanya berikutnya adalah siapa yang rugi ? satu-satunya jawaban adalah siswa. Sedangkan guru tidak mendapat keuntungan karena siswanya tidak mengerti.

Logikanya adalah lebih baik mengajarkan satu materi yang bisa dikuasai penuh oleh siswa, ketimbang mengajarkan dua materi tetapi hanya dikuasai setengah penuh oleh siswa.

Pengalaman menunjukkan bahwa apabila satu materi yang diajarkan guru dapat dipahami sepenuhnya oleh siswa, maka siswa akan termotivasi untuk diajarkan (bahkan mau belajar sendiri) materi berikutnya. Tetapi jika satu materi yang disampaikan guru belum sepenuhnya dikuasai oleh siswa, lalu diberi lagi materi kedua maka hampir pasti materi tersebut akan gagal (bahkan materi pertama jadi ikut ngabur)

Sekarang terserah anda !
Mau mengajarkan satu materi dengan tuntas sehingga materi berikutnya akan lebih baik dan begitu seterusnya tanpa menghawatirkan setumpuk materi dibelakangnya, atau demi menghabiskan materi keseluruhan maka setiap materi hanya diajarkan setengah-setengah ?

Tentu saja yang sempurna adalah mengajarkan semua materi dan seluruh siswa dapat menguasainya 100% ? (kesempurnaan hanya milik Tuhan !)




Baca Selengkapnya......

Jumat, 08 Mei 2009

Lagu Susunan Berkala Unsur

SUSUNAN BERKALA
Parodi Lagu Batak : Sai Anju Ma Au

Susunan Berkala …
Sistem Periodik … Unsur-unsur
Tujuh periode, Delapan golongan
Logam, non logam, Metaloid Sifatnya
Semuanya terbagi tiga

Periode satu
Periode dua …. Periode tiga
Dua, delapan, delapan unsurnya
Sedangkan periode empat dan lima
Masing-masing delapan belas unsur

Reff :
Dari kiri ke kanan jari-jari atom berkurang
Sifat logam berkurang, sifat asam bertambah, sifat basa berkurang

Periode enam
Periode tujuh … periode panjang
Masing-masing tiga puluh dua unsur
Balik ke Reff.

Baca Selengkapnya......

Dimana Rumahmu ?

Belakangan ini saya sering di SMS kawan dari Lombok- "dimana posisi sekarang", dan selalu saya jawab singkat "sibolga". Reply berikutnya adalah "wah... dimana itu?", "lho kok jauh sekali", "rame gak di sana", dan sederet ungkapan yang menggambarkan betapa asingnya sibolga bagi mereka. Sebagai guru tentunya saya tertantang untuk dapat memberikan penjelasan yang to the point. Untunglah ada mbah google. Bagaimana caranya?


Pertama: Bukalah aplikasi google earth (kalau belum punya bisa di download disini), lalu masukkan lokasi rumahmu, atau sekolahmu dalam Fly to... , jika tidak ditemukan mulailah dari pencarian yang lebih luas misalnya indonesia-jawa timur- dan seterusnya. Setelah ditemukan buatlah add placemark tepat di rumahmu, barulah buka google maps

Kedua : Buatlah maps nya di google maps (tentu saja kita harus mempunyai account terlebih dahulu). di google maps kita bisa menambahkan foto dan keterangan lainya.

Jadi deh... selanjutnya tinggal buka google earth dan memasukkan alamat kita di Fly to... maka kita langsung di terbangkan ke alamat tersebut.
Sekarang kalau ada teman yang sms lagi, saya tinggal menjawab: ketikkan "galangartscom" pada google earth. Besoknya kawan saya sms lagi "wuih... canggih ya". Penasaran ? Beginilah tampilan di google earth.
Selamat mencoba !

Baca Selengkapnya......