Selasa, 30 Juni 2009

Macromedia Flash 8 untuk Membuat SPM

(SOFTWARE PEMBELAJARAN MANDIRI)


Hari gene masih ngajar pake kapur doang, he...he... kelindes spur..!
"cem mana ta iye.." , "macam mana bah..." , "What's wrong.."
Hmmmm... Tapi memang iya kok. Sekarang sudah hampir setengah guru menggunakan media pembelajaran, tetapi setengah dari itu menggunakan Microsoft PowerPoint, dan setengah dari itu pula hanya menggunakan Powerpoint untuk presentasi, serta setengah itu yang presentasi masih menggunakan buatan orang.

Media pembelajaran adalah sumber belajar yang memungkin siswa untuk belajar dengan atau tanpa guru. Media dapat dibuat dengan berbagai software yang memungkinkan untuk terjadinya interaksi dua arah antara media dengan siswa. Untuk membuat Media pembelajaran offline saat ini yang paling gampang adalah Powerpoint dan Flash, asalkan dibuat lebih kreatif dengan menu maupun model interaksi yang lain, bukan sekedar presentasi.

Baiklah, untuk membuat media pembelajaran yang bisa dikategorikan Software Pembelajaran Mandiri, berikut ini saya tuliskan langkah-langkah sistematis yang bisa diterapkan pada Macromedia Flash 8. Berikut urutannya.



Membuat Intro Program

1. buat folder di mydocument dengan nama masing-masing
2. klik menu modify, document properties,
3. ganti dimension jadi 800 x 600, ganti back ground, frame rates 15
4. ok
5. insert 3 layer untuk 3 judul
6. insert layer ke 4 untuk background
7. import gambar untuk layer background
8. drag gambar ke stage kemudian setting ukuran menjadi 800,600,0,0
9. klik layer judul1 frame1
10. Klik text tool, pilih warna, ketik judul1 pembelajaran
11. insert key frame layer judul1 grame 20
12. pada frame 20 posisikan teks pembelajaran pada tengah layer
13. diantara layer 1 dan 20 klik kanan pilih create motion tween
14. untuk layer judul2 frame ke 20 insertkey frame
15. ketik judul2 dengan kata INTERAKTIF
16. insert key frame pada frame 40 layer judul2,
posisikan pada tengah layer dibawah judul1
17. gunakan insertframe pada semua layer pada frame 40
18. pada layer judul3 frame 40 insert key frame
19. ketik teks judul materi pada bawah layer kerja
20. pada frame 40 layer judul3 posisi teks ada dibawah
dan posisi 60 posisi teks naik sampai atas
21. diantara frame 40 dan 60 layer judul 3 klik kanan pilih create motion tween
22. insert layer baru kemudian gain nama dengan nama TOMBOL
23. posisi frame 50 layer tombol insert key frame
24. pada psosisi frame 50 klik menu windows, common libraries, button
25. pilih contoh button yang akan digunakan
26. drag button tersebut ke layer kerja
27. klik frame 50, klik tombol pilih properties
28. pda properties pilih color, kemudian alpha setting ukuran sampai 0%
29. pada frame 60 layer tombol insert key frame, klik tombol, pilih properties
30. pilih color, alpha naikan menjadi 100%
31. diantara 50 dan 60 klik kanan pilih create motion tween
32. save nama file ke folder masing-masing dengan nama intro

Membuat Menu

1. buat file baru
2. setting ukuran dengan menu modify, document properties,
3. rubah dimension menjadi 800x600, frae rates 15 dan background color dirubah
4. buat 4 layer masing-masing layer background, layer materi, layer quiz,dan keluar
5. pada layer background frame 1 import library pilih gambar kemudian drag ke bidang kerja
6. rubah ukuran gambar ada properties menjadi 800x600,0x0
7. pada layer materi frame1, ketik dasar materi
8. pada layer quiz frame 1 ketik test
9. pada layer keluar frame 1 ketik keluar
10. klik teks materi kemudian tekan F8 pilih button ganti nama materi
11. klik teks test kemudian tekan F8 pilih button ganti nama test
12. klik teks keluar kemudian tekan F8 pilih button ganti nama keluar
13. double klik tombol materi kemudian pada posisi over insert key frame
14. ganti warna
15. masih pada posisi over klik icon text tool
16. ketik kata menjelaskan dasar materi posisi dibawah tombol dasar materi
17. pada posisi down delete kata menjelaskan
18. kembali ke scene kerja
19. double klik kata test pada posisi over klik kanan inset key frame
20. kemudian ganti warna
21. pada posisi over klik icon text tool kemudian ketikan evaluasi belajar
22. pada posisi down klik kanan insert key frame
23. delete kata evaluasi belajar
24. kembali ke scene kerja
25. double klik kata keluar
26. pada posisi over insert key frame
27. ganti warna
28. masih pada posisi over klik icon text tool
29. ketik kata keluar program posisi dibawah kata keluar
30. pada posisi down klik kanan insert key frame
31. kemudian ganti warna
32. delete kata keluar program

Membuat Kuiz

1. file new, templates, quiz, quiz style 1 , ok
2. klik frame 6 layer interaction untuk soal pilihan ganda
3. geser horizontal bar kekiri
4. tekan ctrl B untuk break apart
5. ctrl+shif A
6. klik multiple choice interaction di bagian kiri bawah
7. tekan alt+f7
8. interaction ID ganti dengan soal-1
9. question ganti dengan pertanyaan atau soal
10. buatlah jawaban yang benar pada label
11. isi bagian correct utk jawaban yang benar
12. di frame 6 , copy
13. di frame yang lain paste satu persatu
14. balik ke langkah 5

Baca Selengkapnya......

KAMPOENG BARU, PELAJARAN BARU

Satu-satunya alasan yang membuat saya senang begitu ujian skripsi selesai adalah bahwa “Saya tidak akan menemukan ujian lagi”. Mengapa demikian, karena selama ini saya merasa bahwa ujian adalah sesuatu yang tidak saya senangi tetapi terpaksa harus saya lalui dengan sebaik-baiknya. Jujur saja saya tidak suka dengan bentuk, model maupun budaya ujian sekolahan yang bagi saya tidak menunjukkan kemampuan sebenarnya dari seseorang.

Terakhir saya berprinsip bahwa mempelajari segala sesuatu bukan agar saya selalu lulus dalam setiap ujian, tetapi agar saya menguasai segala sesuatu dan dapat memilihnya dengan baik sesuai keperluan kehidupan saya. Sedangkan untuk menghadapi ujian yang mau tidak mau harus saya lalui dengan baik, saya cukup mengetahui materi pelajaran secara teoritis (baca pas minggu ujian saja) sedangkan logikanya sudah saya dapatkan saat saya mempelajarinya.

Dikampus nilai ujian akhir setiap semester memang tidak memuaskan banyak orang (saya sendiri sangat puas karena sudah lebih dari sekedar lulus). Sangat berbeda ketika saya SMA rangking pertama tidak pernah lepas hingga tamat tetapi saya tidak mendapatkan sesuatu yang berharga dari hasil itu, bahkan untuk mendapatkan seorang pacar saja saya tidak bisa. Lain halnya ketika kuliah dengan IPK yang mungkin tidak berharga tetapi saya mendapatkan semua pelajaran hidup, dan bahkan saya bisa mendapatkan istri dari salah satu kegiatan mahasiswa.


Keluar kampus saya yakin tidak akan menemukan ujian (baca:soal) lagi, termasuk ujian masuk pegawai negeri karena saya lulus dengan status beasiswa ikatan dinas (TID). Sayapun tidak sanksi untuk mengajar disekolah mana saja, karena selama kuliah sudah sempat mengajar di beberapa bimbingan belajar, dan sayapun tidak gentar untuk mengajar anak kuliahan karena sudah pernah menjadi asisten dosen.

Pulang Kampoeng keyakinan itu terjawab dengan diterimanya saya hampir di setiap sekolah/kampus yang saya datangi, dan terakhir saya pilih UNRAM dengan rekomendasi pak Widodo/Rektor saat itu . Namun sekali lagi nasip mengatakan lain, Sebelum SK di UNRAM turun sebuah telegram dari pak Wardiman/ Mendiknas saat itu, menuliskan bahwa SK saya telah diterbitkan untuk SMA Negeri Plus Matauli Sibolga atas kerjasama pemerintah dengan pak Feisal Tanjung/Pangab saat itu dan pak Akbar Tandjung/Menpera saat itu.

Di kampoeng baru ini sayapun kembali mendapat pelajaran baru, bahwa sebenarnya Guru adalah Pelajar dari murid-muridnya. Satu hal yang pasti sebagai guru, pelajaran yang saya peroleh dari SD (gak pernah TK sih...) sampai kuliah telah membuat saya memberi penilaian ke siswa dengan tidak hanya berdasarkan hasil ujian berupa skor test. Dan lebih menyukai siswa yang pinternya sedang-sedang tetapi banyak akalnya (logika dan kretifitasnya jalan) ketimbang siswa-siswa yang pinter sekali tetapi pendiam (terlalu baik, penurut dan pasiv).

Diluar kampoeng kepada rekan-rekan guru dalam setiap diklat yang saya sajikan di beberapa sekolah, sayapun selalu mengajak untuk membuat pembelajaran yang bermakna melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mengajar maupun belajar sendiri. Bukan tingkat kesulitan materi yang menjadi perhatian tetapi tingkat pemahaman siswa yang menjadi penentu. Bukan sekedar siswa pinter (nilai tinggi) yang kita hasilkan tetapi lebih penting adalah siswa cerdas yang kreatif. Bukan habisnya materi yang menjadi tujuan hadir dikelas tetapi ketuntasan pembelajaran yang menjadi tujuan. Bukan kepuasan karena semua siswa lulus UAN yang menjadi kenangan tetapi kepuasan karena kita dan siswa sama-sama memperoleh pelajaran yang berharga dari setiap detik pertemuan yang akan memberi kita umur panjang untuk terus menerus belajar.

Baca Selengkapnya......

Minggu, 28 Juni 2009

Ternyata Gaji Saya Lebih Tinggi dari Gaji Guru di China



“Ternyata Gaji Kita Lebih Tinggi dari Gaji Guru di Cina” itulah bisik-bisik beberapa kawan didepan saya ketika pak Syahdian (Widyaiswara LPMP Medan) tengah menyajikan materi Perbandingan Pendidikan di Beberapa Negara dalam Workshop Tingkat Lanjut Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) untuk guru-guru Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional.

“Emangnya ibu guru dimana ?” saya langsung bertanya, karena sejak awal saya memang ingin ngajak bicara, maklum sudah dua hari saya amati diantara 38 peserta Workshop kayaknya cuman ibu ini yang layak diajak bicara (namanya saja Workshop Tingkat Lanjut… ngerti kan maksudnya).

“Saya di SMP Medan” , “Kalau tempat saya, selain gaji + tambahan lain-lainnya, Khusus untuk kelas SBI diberi tambahan Rp.500/menit…wah..wahh. Saya coba hitung kasar disekolah saya ada : 9 kls (X+XI) SBI X 38 jam/minggu X 4 minggu/bln X 10 bln/th 45 menit X Rp.500 = Rp. 300.780.000 . Nah..kan lebih besar dari rencana dana SBI setahun kalau hanya dapet satu paket, tapi mungkin pas juga soalnya guru yang terlambat apalagi tidak masuk tidak dihitung, artinya yang dibayar adalah menit efektif guru dalam kelas. Yah sudahlah… gak perlu dipikirin, karena ternyata cerita selanjutnya tidak menarik lagi.

Baiklah…. Kita lanjutkan perjalanan ke China. Di Cina gaji guru berkisar 3000 – 5000 yuan/bulan (1 yuan = Rp 1200) berarti sekitar 3,6 – 6 juta / bulan. Sedangkan di negara kita Indonesia Raya gaji guru antara 1,5 - 3,0 juta/ bulan.
Tapi tunggu dulu … Ternyata jam kerja mereka dari jam 6.30 – 21.30 = 15 jam/hari. Sedangkan jam kerja kita mulai dari jam 7.30 – 14.00 = 6,5 jam.

(di Cina, dalam 1 bulan hanya ada 3 hari libur, dan tiap hari istirahat hanya 17.25 – 18.10 sedangkan kita 1 bulan ada 4 hari minggu, dan tiap hari istirahat 2 x 15 menit. Ok… kita kira manis sama saja)
Mari kita bandingkan : (anggap saja 1 bulan = 30 hari, istirahat di abaikan)

CINA Terendah : 3.600.000 dibagi (15 jam X 27 hari) = Rp. 8.888/jam
Tertinggi : 6.000.000 dibagi (15 jam X 27 hari) = Rp.14.815/jam

INDONESIA Terendah : 1.500.000 dibagi (6,5 jam X 26 hari) = Rp. 8.876/jam
Tertinggi : 3.000.000 dibagi (6,5 jam X 26 hari) = Rp.17.751/jam

Nah..lho... lebih tinggi kan.
Belum cukup.... mari kita hitung seandainya sudah cair sertifikasi (saya sih cair)
dan kita hitung menurut jam pelajaran 45 menit.
Beban Kerja = 24 jp/minggu = 24 X (45/60menit) X 4 minggu = 72 jam
Gaji pokok = 2,5 jt + sertifikasi = 5juta (estimasi minimal)
Berarti Gaji yang diperoleh perjam adalah : 5.000.000/72 jam = Rp 69.000.

Sekarang....
marilah kita meluruskan niat sebagai "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa"
Ajarkan sesuatu yang bukan sekedar dihafal siswa tetapi yang bisa dibuat siswa
Didiklah siswa bukan sekedar memberi contoh tetapi harus menjadi contoh
Belajarlah dahulu sampai mengerti bagaimana mengajarkan pelajaranmu

Sekarang...
TUNTUTLAH ILMU SAMPAI KE NEGERI CHINA,
TERNYATA GAJI KITA LEBIH TINGGI SAMPAI KE NEGERI CINA

Baca Selengkapnya......

Jumat, 26 Juni 2009

SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

(antara harapan dan tantangan)

Sebentar lagi atau bahkan sudah mulai beberapa orang tua dibuat bingung untuk memilihkan sekolah buat sang remaja harapan keluarga. Kalau anda termasuk didalam kategori orang tua yang bingung, maka bersyukurlah bangsa ini masih memiliki warga yang berpikir selangkah kedepan. Karena jika anda tidak bingung ada dua kemungkinan yaitu kabar baik dan kabar buruknya.

Kita mulai dari kabar buruknya :
Di Negara kita tercinta terdapat 3 model sekolah yang ada yaitu: (1) Sekolah Nasional, (2) Sekolah Franchise, dan (3) Sekolah Asing. Kita juga sering mendengan istilah Sekolah Kriteria Mandiri (SKM), Sekolah Standar Nasional (SSN) Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Setiap sekolah itu itu memiliki kriteria, visi dan misi yang berbeda yang seharusnya sudah kita pertimbangkan sebelum memasukinya, menyangkut kemampuan orang tua dan kesiapan si anak.

Baiklah sekarang kabar baiknya :
Ternyata tidak ada kabar baik.
Dan kalau anda semakin bingung, boleh saja tetapi jangan lama-lama.
Sayapun tidak mau ikut bingung dengan pilihan sekolah sebanyak itu, karena itu saya hanya akan mengupas lebih jauh tentang Sekolah Bertaraf Internasional saja.


Sekolah bertaraf internasional (SBI) adalah sekolah yang memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan (SNP) serta mempunyai keunggulan yang merujuk pada standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, sehingga lulusannya memiliki daya saing di forum internasional.

Secara umum SBI bertujuan untuk meningkatkan kualitas pencapaian tujuan pendidikan yang ditandai dengan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dan memiliki daya saing pada taraf internasional.
Secara khusus SBI akan mengembangkan sekolah yang dapat menghasilkan kompetensi lulusan yang berdaya saing pada tingkat internasional dengan karakter-karakter khusus yang nyaris sempurna. Bahkan kalau semua karakter khusus itu tercapai, saya yakin para siswa tidak hanya selamat di dunia tetapi akan selamat diakherat nanti (masuk sorga).

Untuk menjadi sebuah sekolah bertaraf internasional sebenarnya bukanlah hal yang mudah. Standar input (siswa-guru-kepala sekolah), standar proses/pengelolaan (kurikulum-sarana prasaran) dan standart output (lulusan) merupakan syarat yang mutlak dipenuhi. Untuk itulah pemerintah memalui Departemen Pendidikan Nasional saat ini telah memasuki tahun ke-empat dalam menyelenggarakn program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang sebagiannya diproyeksikan untuk menjadi SBI setelah 5 tahun.

Untuk menjadi sekolah RSBI sebuah SMA harus memiliki kriteria minimal antara lain (1) SMA Negeri/swasta yang telah memenuhi Sekolah Kategori Mandiri (SKM) dan terakrediatasi A. (2) Memiliki kepala sekolah definitif yang mampu mengoperasikan komputer dan dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris. (3) Tersedia tenaga pengajar yang mampu mengajar fisika, Kimia, biologi dan Matematika serta mata pelajaran lainnya menggunakan ICT dengan pengantar bahasa Inggris. (4) Tersedia sarana prasarana yang memenuhi standar untuk menunjang proses pembelajaran bertaraf internasional, seperti Laboratorium IPA dan Bahasa Inggris, Laboratorium Komputer dengan akses internet, dan memiliki website sekolah. (5) Memiliki kultur sekolah yang kondusif, bersih, bebas asap rokok, bebas kekerasan, indah, dan rindang. (6) Memiliki dana yang cukup untuk membiayai pengembangan program rintisan SMA bertaraf internasional. (7) Jumlah rombongan belajar minimal 9 (sembilan) atau setara dengan 288 siswa yang dilaksanakan dalam 1 shift. (8) Memiliki lahan minimal 10.000 m2 dan memiliki akses jalan masuk yang mudah dilalui oleh kendaraan roda empat.

Melihat kriteria diatas, maka Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) untuk saat ini masih merupakan harapan sekaligus tantangan bagi sekolah, pemerintah dan masyarakat untuk saling bahu membahu mewujudkan impian tersebut. Maka pemberian label seperti Sekolah Unggul, Sekolah Bilingual, Sekolah Terintegrasi, Sekolah Akselerasi, Sekolah Plus, Sekolah SSN (Sekolah Standar Nasional), Sekolah Kategori Mandiri (SKM), Rintisan Sekolah Berstandar Internasional(RSBI) mungkin hanya fenomena untuk pendidikan kita, yang kesemuanya merupakan sebuah tantangan menuju harapan terwujudnya Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) pada tahun 2010.


Baca Selengkapnya......

Senin, 22 Juni 2009

INHOUSE TRAINING ICT- SMAN 1 SORKAM BARAT

Menutup tahun pelajaran 2008/2009, saya mengakhiri perjalanan diklat ICT dalam Pembelajaran yang telah saya sajikan di beberapa SMP dan SMA se-Tapanuli Tengah yang tergabung dalam program Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN) maupun yang sudah termasuk Sekolah Standar nasional (SSN). Acara terakhir saya berupa Inhouse Training di SMAN 1 Sorkam Barat diikuti oleh seluruh guru dan karyawan SMAN 1 Sorkam Barat berlangsung dari tanggal 2 hingga 3 Juni 2009.

Dalam kegiatan tersebut saya menyampaikan materi:
1. Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis ICT
2. Integrasi dan pengembangan Bahan Ajara berbasis ICT.

Acara yang dibuka oleh Bp. Syahrir Kepala SMAN 1 Sorkam ini berlangsung cukup sukses, karena semua peserta sangat antusias untuk menerima materi yang bagi mereka cukup baru. Walaupun disana sini masih terdapat kesulitan terutama untuk membuat koneksi internet via GPRS, dengan menggunakan modem khusus GPRS maupun Handphone.


Materi SIM yang merupakan latihan membuat koneksi internet dengan berbagai alternatif tidak dapat berjalan semuanya, karena telkomnet jaringan telkom hanya bisa menyediakan telkomnet instan. Untunglah sekolah itu baru membeli modem GSM untuk telkomsel, sehingga bisa menggunakan jaringan internet telkomsel flash.

Sedangkan untuk pengintegrasian ICT dalam RPP dan bahan ajar, para peserta tidak mengalami kesulitan, memngingat mereka dalam beberapa bulan terakhir sudah mulai menggunakan komputer.

Penggunaan ICT dalam semua prose pembelajaran dan adminitrasi akan terus ditingkatkan, guna mendukung SMAN 1 Sorkam Barat sebagai salah satu sekolah yang akan berpredikan SSN, demikian Pak Syahrir memberikan sambutannya pada acara penutupan In House Training ICT tersebut.

Baca Selengkapnya......

Sabtu, 20 Juni 2009

BELAJAR JADI SAUDAGAR , SEKOLAH JADI PEGAWAI

"Kalau mau kaya buat apa sekolah" itulah potongan kalimat Bob Sadino dalam sebuah acara talkshow di sebuah TV Nasional. Pasti banyak orang yang menonton acara tersebut, apalagi disamping OM Bob yang selalu bercelana pendek ada sicantik Catherine Wilson yang berhasil menembus dunia entertainment dengan hanya mengantongi ijazah SMA.

Eiith... Anak malas jangan senang dulu ..!
Lanjutan dari kalimat itu adalah kunci keberhasilan itu terletak pada kemampuan seseorang untuk belajar. Dan belajar disini berarti bukan sekedar sekolah. Intinya kalau kita mau berhasil dalam setiap sisi kehidupan maka kita harus belajar dan belajar. Terlalu banyak bukti orang yang berhasil tanpa sekolah, walaupun tidak sedikit orang yang berhasil melalui jalur sekolah, dan tak terbilang bukti orang yang hancur gara-gara gagal sekolah. Kenyatan itu cukup menjadi gambaran bahwa sekolah dalam arti belajar akan sangat menentukan kualitas kehidupan kita.

Pertanyaannya, mana yang lebih penting SEKOLAH atau BELAJAR ?
Jawabannya, Belajar itu penting, tetapi sekolah itu perlu !

Belajar adalah proses,learning to know, learning to do, learning to live together and learning to be. Idealnya itulah yang dilakukan oleh lembaga yang bernama sekolah. Sekolah harus mengajarkan siswanya untuh tahu ilmunya, bisa menerapkan ilmunya, dengan ilmunya bisa hidup bersama, dan dengan ilmunya bisa menjadi seseorang yang mengambil posisi tertentu dalam masyarakat. Namun kenyataannya memang tidak semulus itu. Banyak faktor yang menyebabkannya, bisa sekolah/guru yang tidak edukatif, bisa murid/orang tua yang tidak concern, dan bisa masyarakat/pemerintah yang tidak kondusif.

"Tuntutlah Ilmu sampai ke negeri cina" itulah semboyan nenek moyang kita, barangkali itulah yang diterapkan orang semisal Bob Sadino atau Lim Siu Liong, mereka belajar dalam artian sesungguhnya, dari know sampai be, dari segala sumber pelajaran dengan atau tanpa sekolah (dan ingat ada faktor nasip mujur). Jika kita merasa tidak se-cerdas (se-mujur) orang-orang yang saya sebutkan di atas, maka jalan teraman adalah belajar dan sekolah. Tetapi bila disekolahpun kita tidak mau belajar, maka bersiaplah untuk menjadi Drs(Di rumah saja), SPd (Sarjana Paruh dukun), MM (mondar-Mandir), Msc (Mantan supir camat) atau Phd (Pulang2 habisin duit)dan terakhir hanya diterima jadi satpol PPPPPPP (pergi pagi pulang petang penghasilan pas pasan)

Baiklah, Kunci utamanya adalah Belajar. Kalau kita mampu sekolah maka jalan terbaiknya adalah belajar ilmu dasar di sekolah, di luar sekolah belajar ilmu kehidupan. Memang jamannya menuntut Ijazah sekolahan, walaupun Ijazah bukanlah satu-satunya jaminan ilmu seseorang. Maka isilah sisa waktu sekolah untuk belajar ilmu dan kecakapan hidup, bukan sekedar menghabiskan waktu di lembaga kursus atau bimbingan belajar yang hanya akan membuat mukamu lebih tua dibanding kecerdasanmu.

Kalau kita belajar hanya disekolah, maka kita bisa menjadi pegawai negeri yang baik.
Kalau kita belajar tanpa sekolah kita bisa menjadi pengusaha/wiraswastawan yang kaya.
Tetapi kalau kita belajar dan sekolah , bukan tidak mungkin kita menjadi pegawai dan pengusaha yang melebihi Bob Sadino.

Kesimpulannya:
Belajarlah karena itu penting untuk hidup yang layak, tetapi tetaplah sekolah karena itu perlu untuk bekerja mapan.
Memang baik menjadi pengusaha sukses, tetapi lebih baik menjadi pegawai yang memiliki usaha yang sukses.
Celakalah orang yang tidak mau belajar, dan lebih celaka lagi orang yang sekolah tanpa belajar.

Baca Selengkapnya......

Selasa, 16 Juni 2009

Panen Pelajaran di Kampus Kehidupan


18 tahun Kampoengku memberikan segala pelajaran tentang ilmu kehidupan.
Semua kejadiannya telah membuatku menjalani segala sesuatu dengan diam.
Semua ceritanya telah membuatku memahami semua masalah dengan diam.
Semua tantangannya telah membuatku berani melawan apapun dengan diam.
Semua pengajiannya telah membuatku memakai kebenaran dengan diam.


Langkah kaki kanan pertama keluar kampoeng membawaku ke alam kehidupan.
Ada orang yang tidak pernah melewati pematang tetapi mengetahui jalan pintas.
Ada orang yang tidak pernah mendengar jangkrik tetapi mengerti selera publik
Ada orang yang tidak pernah memecah batu tetapi sanggup membungkam saingan
Ada orang yang tidak pernah bersila tetapi pandai bersilat lidah

Kini aku memiliki kampoeng baru bernama kampus IKIP Malang.

Semester satu aku kuliah dengan benar dan diam-diam mengejar IP tertinggiku.
Semester dua aku kuliah sambil meneliti dengan diam-diam kehebatan senior-seniorku.
Semester tiga aku kuliah dan memasuki organisasi kampus yang diplomatis progresiv
Semester empat aku kuliah dan tidak bisa diam hingga memasuki kebijakan kampus
Semester lima aku kuliah dan mengopspek mahasiswa baru dan PPL ke Grafika
Semester enam aku kuliah dan masuk asisten dosen dan mewarnai asrama mahasiswa
Semester tujuh aku kuliah dan TID, membuat BKA serta KKN ke Gunung Kawi
Semester delapan aku habiskan mata kuliah dan gak mau wisuda karena TID lagi
Semester sembilan aku skripsi membuat software pembelajaran kimia dengan nilai A.


Pelajarannya :
Sudah tahu tapi tidak melakukan, sudah mengerti tetapi tidak bicara, sudah berani tetapi menghindar, dan sudah benar tetapi malu, adalah sikap-sikap yang baik, tetapi tidak banyak berguna untuk kehidupan.
Maka latihlah semua potensimu dengan mengikuti segala kegiatan positif sampai kamu yakin segala potensimu bangkit dan teraktualisasi dalam pengalaman nyata. Jika demikian maka kita akan bertindak tepat dengan cara benar dan berbicara kebenaran dengan cara yang tepat.


Baca Selengkapnya......

Minggu, 14 Juni 2009

BUKAN PILIHAN Sebagai Pelajaran TERBAIK

GAGAL... PUTUSLAH HARAPANKU...

Itulah yang kurasakan manakala langkah kaki kecilku memasuki halaman SMAN 2 Mataram. Betapa tidak, sebagai lulusan terbaik kedua dari SMPku, semua orang berharap aku bisa masuk SPG (jadi guru SD)atau STM (jadi guru tehnik)atau terpaksa SGO (jadi guru Orkes). Yang terbaik sudah masuk STM, yang ketiga dan keempat masuk SPG, jauh dari 10 besar masuk SGO, terakhir cewek yang paling pinter masuk SMKK. Sedangkan aku gagal mendaftar SPG karena kurang tinggi badan, terlambat masuk STM gara-gara mencari map coklat, tidak berani masuk SGO karena takut kena bola. Dan akhirnya terpaksa mendaftar SMA, dan harus ke SMA 2 karena isyunya di SMA 1 jumlah NEMku terlalu mepet.

Saat itu memang SMA bagi mereka yang terpaksa sekolah (itulah opini orang kampung dan sekitarku), sampai-sampai aku sedikit risih kalau ditanya dimana sekolahmu.
Hari pertama Penataran P4 aku hampir menangis ketika aku salah barisan dan ditanya dari SMP mana, ku sebut asal SMPN 1 Janapria Lombok Tengah (guru dan siswa lainnya heran... uih... SMP kampung!)Dalam hati aku mengancam... "awas kalian, gak tau siapa saya. Emangya SMA untuk SMP kota saja !"
Hari pertama masuk sekolah dan diberikan kelas I-10 yang masuk sore memaksaku untuk langsung membuktikan bahwa aku rangking 4 dikelas. ini adalah permulaan, dan setelah itu rangking satu tak pernah kulepaskan hingga tamat.


Kelas dua aku memilih jurusan biologi dengan perhitungan yang matang (tidak seperti kebanyakan teman yang ikut2an). Tahun inilah aku mulai sadar bahwa SMA yang aku pilih sangat tepat. Kalau seandaianya SMA 1 mungkin aku tidak bisa berkembang secepat itu, sedangkan jika SPG, STM,atau SGO aku pasti menyesal, karena tahun itu sudah sudah terdengar kabar tentang masa depan sekolah ltu, sekaligus aku sudah menemukan jati diriku untuk nantinya melanjutkan ke IKIP Malang (jadi guru sebenarnya).
Memang SMA kujalani tidak layaknya anak SMA yang pada umurnya sedang menikmati kebebasan pikiran dan fasilitas. Pikiranku dipaksa fokus ke sekolah karena tidak adanya fasilitas lain. Bahkan untuk mengenal seorang perempuan aku tak sanggup walaupun aku "dikelilingi" banyak gadis kota (maklum Bintang kelas... saat itu lagi tenar lagunya Anggun C. Sasmi), bahkan di kosku aku ditunggu seorang gadis cantik yang selalu membuat iri teman perempuanku,gadis itu justru dititipkan Ortunya untuk ku jaga (maklum orang baik-baik)
Kalau dihitung umur SMA ku semuanya bukanlah pilihanku, tetapi terakhir aku mengerti bahwa itulah yang membuatkan seperti sekarang ini.

Pelajarannya :
Desakan keinginan seorang tamatan SMP Kampoeng, dan semua umur SMA nya yang dihabiskan tanpa adanya pilihan, ternyata merupakan pembelajaran terbaik menuju kedewasaan yang wajar dan tidak berlebihan. Bahwa segala sesuatu yang kita anggap baik, atau bahkan pilihan terbaik kita di SMA ternyata belum tentu menjadi kebaikan atau bahkan mungkin kedangkalan pikiran SMA bisa membuat pilihan yang justru akan kita sesali dimasa yang akan datang. Berhati-hatilah dengan SMA!

Baca Selengkapnya......

Sabtu, 13 Juni 2009

Melawan Hukum Faraday dengan Elektron

Tahun 1833, Michael Faraday menemukan hubungan kuantitatif antara massa (G) yang terbentuk dengan jumlah muatan listrik (Q) yang diperlukan dalam suatu elektrolisis. Secara matematis dituliskan sebagai G ≈ Q , dimana Q = i.t (arus x waktu).

Massa (G) yang dimaksud dengan Hukum Faraday tersebut ternyata adalah massa ekovalen (Me), Massa ekivalen adalah massa atom relative (Ar) dibagi bilangan oksidasinya (biloks).
Sebagai contoh: Dalam reaksi elektrolisis larutan CuSO4, dikatoda terjadi persamaan reaksi : Cu2+ + 2e --> Cu (artinya Cu mengalami perubahan biloks 2) maka massa ekivalen Cu = (Ar Cu)/2 = 63,5/2 = 31,75.

Dari beberapa percobaan yang dilakukan diketahui bahwa Jumlah muatan listrik total untuk mengendapkan 1 mol ekivalen logam adalah sebesar 96500 coulomb. Jadi 1 faraday = 96500 c, yang kemudian dibuat rumusan umum menjadi Faraday = Q/96500

Dalam beberapa buku kita menemukan contoh soal berikut:

Berapa massa Cu (Ar = 63,5) yang diendapkan di katode selama elektrolisis larutan CuSO4, jika arus sebesar 1 A dilewatkan pada larutan selama 9650 detik.

Dalam pembahasan dituliskan demikian:
Reaksi pada katoda adalah : Cu2+ + 2e --> Cu
Mol Cu = ½ mol e-
= (½ x i.t)/96500
= (½ x 1 A x 9650)/96500
= 0.05 mol
Massa Cu yang dilepaskan
= mol x Ar Cu
= 0,05 x 63,5
= 3,175 g.
Inilah penyelesaian yang kita temukan, bahkan di beberapa buku yang lebih dulu lebih panjang lagi dan makin jauh dari logika berpikir, serta tidak banyak terhubung dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya.

Sebenarnya Hukum Faraday dapat dibunyikan sebagai berikut :
Faraday = i.t/96500
Elektron = elektron yang terlibat pada reaksi.
Untuk menetukan massa zat yang mengendap,
kita tinggal menggunakan hubungan stoikiometri reaksi setara :


Maka untuk menjawab soal diatas:








Soal lain yang lebih gampang:
Berapa gram Ag (Ar=108) yang diendapkan dikatoda apabila listrik yang digunakan adalah 1 Faraday.
Jawab :







Sangat mudah bukan !. Kalau anda masih mu berpusing-pusing, cobalah mengerjakan soal diatas dengan menggunakan cara biasanya (buka buku saja), mana yang lebih mudah dan logis.

Baca Selengkapnya......

Senin, 08 Juni 2009

Mistery of Chemistry (The Series)

Chemistry of Happy Birthday

Kata ”Chemistry” belakangan menjadi akrab ditelinga para penggemar infotainment. Chemistry sering diibaratakan sebagai bentuk kecocokan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Bak sebuah mistery entah kapan dan siapa yang memulai, yang jelas ”chemistry” selalu digunakan untuk menentukan dua sisi yang berbeda dapat disatukan atau tidak. Kalau "Chemistry nya dapet" berarti mereka dapat bersatu.
Dalam tulisan ini saya akan mengajak pembaca untuk memanfaatkan Chemistry (ilmu kimia) untuk membuat subuah kejutan kepada seseorang, misalnya pas ulang tahun si doi, atau bagi pembaca yang sudah tidak boleh punya pacar dapat memberikannya kepada sang istri/suami tercinta. Kita akan membuat sebuah kartu ulang tahun yang dijamin akan membuat chemistry kita dan pasangan kita menjadi lebih erat. ”Biar chemistry nya dapet gitu lho”.
Gimana caranya...?


Siapkan selembar kertas putih (sebersih niatmu), lalu mintalah larutan indikator fenolpthalin kepada orang yang mengerti kimia (atau beli di toko bahan kimia). Dengan menggunakan kuas lukis yang kecil, buatlah tulisan ”Happy Birthday” dengan larutan indikator itu di kertas yang putih tadi. Jemur sampai kering, sehingga bekas tulisan happy birthday tadi tidak akan nampak sama sekali. Lalu masukkan kedalam amplop, dan berikan kepada si dia.
Sekarang tunggu reaksi dia saat membuka amplop berisi kertas kosong itu. Pasti dia penasaran. Kalo udah gak sabar, ajak dia ke kamar mandi, terus cuci tangan dengan sabun... terus...(eeeith... jangan terus yang aneh-aneh lho). Sewaktu tangan masih berbusa suruhlah dia meraba kertas tadi, maka tulisan happy birthday akan muncul begitu terkena air sabun.
Nah kalo udah muncul... dia pasti akan terperanjat....woowwh.... selanjutnya terserah anda.
Tapi kalo tidak muncul, berarti chemistry anda dengan sidoi kurang pas deh...


Trik Membakar Uang.

Mintalah selembar uang kertas yang masih cukup baru kepada rekan(siswa) anda. Lalu rendamlah uang itu dalam wadah yang berisi campuran air dan alkohol dengan perbandingan 2:3. Setelah lima menit angkat uang tersebut dan bakar. Spontan uang itu akan terbakar dengan cepat karena danya alkohol dipermukaan uang.
Tetapi setelah nyalanya padam ternyata uang itu masih utuh. Mengapa demikian? Air yang memiliki ukuran partikel lebih kecil dari alkohol akan masuk ke pori-pori uang, dan air tersebutlah yang melindungi uang kartas itu dari api. Ternyata yang terbakar bukan uangnya tetapi alkoholnya saja.


Baca Selengkapnya......

Minggu, 07 Juni 2009

The Other Comment (updater)




Hazairin R. JUNEP mengatakan...(in This Blog)

Apakah mungkin pendidikan tidak dikerucutkan menjadi hanya sekedar untuk melihat kekuatan subjek didik menghadapi kepiawaian team pembuat soal UAN yang terus bereksperimen? Marilah kita kembalikan pendidikan kita ini kepada pembangunan karakter manusia yang kuat, sehat jasmani dan rohani. Rahayu Bah!

Hazairin R. JUNEP mengatakan...(in This Blog)

Memang benar bahwa negara maju kurang berminat, misalnya di jogjakarta pernah diadakan olimpiade science SMP dan SMU yang ikut sebagian besar dari negara berkembang. tetapi itu tidak penting, mengumpulkan anak berprestasi selalu berguna bagi anak itu sendiri, bagi perkembangan science di negaranya dsb. Anak berprestasi dimanapun, darimanapun dan kapanpun tetaplah baik dan sama bermutunya apakah disanding dengan pelajar negara maju ataupun negara berkembang. Jadi, olimpiade jalan terus!






Djineman Rowoh
at 9:05am June 7 on Facebook.com

Setelah membaca tulisan di blog anda saya merasa terharu, dan saya setuju dg pandangan2 anda. Namun menurut saya kalau kita mau mengurai benang kusut disputar dunia pendidikan kita, saya ingin mencoba melihatnya secara lebih utuh, mulai dari paradigma pendidikan/pencerdasan yg diisyaratkan dlm pembukaan UUD45, krn disitu secara implisit mencakup ... Read Moreesensi maksud dan tujuan pendidikan. Lalu kemudian kita sepakati bhw tanpa 'mengapresiasi' betapa pentingnya arti pendidikan itu, takkan pernah bangsa ini mampu mensejajarkan diri dengan bangsa2 lain didunia dlm segi martabat ataupun kesejahteraan. Dari sini kita harapkan tumbuh motivasi dan kesadaran yg kuat, bahwa pendidikan itu merupakan kewajiban 'kita semua' diminta atau tidak diminta, 'digratiskan atau tdk digratiskan. Namun sayang ironisnya skrg pendidikan itu telahmenjadi industri. Baru kemudian kita bicara teknis, dlm hal kurikulum dll. Bagaimana mebuat kurikulum sesederhana mungkin asalkan tatap memuat 3 aspek kecerdasan, IQ, EQ danSQ

Emang benar pak,un ini salah systemnya.Lebh bgs klau un itu bkn syarat kelulusan.Kelulusan seorang siswa biarlah sekolah yg ambl kebijakan,sebaliknya un dijadikn syarat mask berbagai perguruan tinggi.Misalny kan pak, yg boleh daftar ke ptn ternama, harus dpt rata2 8, yg kurng ngk bs


Baca Selengkapnya......

ANAK BELAJAR REMAJA

Ketika itu terjadi gerhana matahari total yang cukup menggemparkan Indonesia, sekitar bulan Juni Th.1983. Namun bukan gerhana itu yang membuatku khawatir, tetapi karena hari itu adalah pengumuman tes masuk SMP. Karena kabar itulah pengumuman ditunda sampai sore harinya, Alhamdulillah, hanya 2 orang dari sekolah saya yang diterima. satu-satu kawan saya adalah sahrudin (sekarang guru SD di Lombok).

Awal masuk SMP merupakan hari-hari yang berat. Pikiran seorang anak yang mulai menjalar ke orang remaja membuatku mulai memberontak. Masalah pertama yang coba kulawan adalah ketika Ortuku tidak mengijinkan untuk membeli pakaian seragam dari sekolah dengan alasan membeli sendiri lebih murah. Celana seragam yang dibeli Ortu ku gunting dan besoknya aku tidak mau sekolah lagi."Kalau tak mau sekolah ya terserah, sana pergi nyari rumput saja" itulah kata-kata Ortu yang masih teringat.


Seminggu berlalu, bukannya aku dibujuk untuk sekolah, e.eh malah jadwal menyabit rumput dan ngasih makan ayam yang ditambah. Lama2 aku berpikir mendingan sekolah saja. "Aku Mau sekolah tapi takut kalau tidak beli baju yang dari sekolah" begitu aku membuka pembicaraan dengan Ortu. "Kalau takut nanti kuantar" itulah jawaban Ortu. Akhirnya aku besoknya aku berangkat ke sekolah tanpa diantar.

Kali ini Sang remaja terpaksa belajar karena banyak PR. dan karena sering telat pulang sekolah terkadang Diniyah sorenya tidak bisa masuk, dia ganti dengan mengerjakan tugas sambil menunggu jadwal mengaji.
Keajaiban terjadi saat pembagian raport semester I, Di SMP itu biasa mengadakan apel untuk mengumumkan juara umum dari kelas 1,2,dan 3. Tanpa saya duga nama saya dipanggil diurutan ketiga. Oh... ternyata kalau belajar bisa jadi pinter juga.

Begitulah, sejak itu memang aku jadi ketagihan belajar dan alhamdulillah sampai tamat rangking terendahku adalah 4. Dan setelah mencoba mengadu NEM ke SMA nomer 2 di Kota ternyata masuk. Yang kutahu dari satu angkatanku hanya saya yang masuk SMA, 4 orang ke STM, 2 orang ke SPG, satu orang SMKK, lainya hanya diterima di swasta dan lebih banyak yang tidak melanjutkan.

Pelajarannya :
Pikiran dan Keinginan kita yang sementara tidak cocok dengan orang dewasa boleh jadi bukan yang terbaik untuk kita. Sebaiknya ikuti petunjuk Ortu dulu. Jangan melawan apalagi harus dipaksa.

Baca Selengkapnya......

Kamis, 04 Juni 2009

Belajar Kecil-kecilan

Di sebuah gubuk kecil bernama Dasan Tinggi Desa montong Gamang Kopang Lombok Tengah yang masih gelap dari sinaran PLN, lahirlah seorang anak laki-laki dengan bantuan dukun kampoeng yang tidak mengenal tanggalan. Tanpa melihat buku panduan pemberian nama apalagi referensi nama-nama keren dalam seketika ayahnya memberi nama "MANSUR" dengan tujuan sesuai artinya "ditolong".

Dia tumbuh dengan kasih sayang yang tulus dari kedua orang tuanya yang memang mendambakan satu-satunya anak laki-laki dalam keluarga sederhana itu. Dibesarkan dalam lingkungan religius telah mewajibkannya untuk mengaji pada guru kampoeng yang tidak pernah masuk TK. Umur 5 tahun yang dihitung dari berapa kali panen padi (maklum di tempatnya hanya bisa menanam padi sekali setahun) telah mengharuskannya mengikuti kakanya yang Sekolah dasar pada pagi hari, Diniyah pada sore hari, dan mengaji pada malamnya hingga larut malam dan paginya dibangunkan dengan siraman air untuk berjamaah shalat subuh. Di pagi hari (sepulang mengaji-sebelum berangkat sekolah)harus memberi makan ayam-ayam, siangnya (sepulang sekolah-sebelum berangkat Diniyah) harus mengais sekeranjang rumput untuk sapi peliharaannya, dan sorenya (sepulang Diniyah-sebelum berangkat mengaji)harus memastikan sapi dan ayamnya telah berada di kandangnya masing.
Kapan belajarnya...?

Sekolah doeloe tidak harus memberikan PR berupa tugas dan membaca buku pelajaran (karena tidak ada buku pelajaran yang dibagikan)memang terkadang ada tugas membawa batu untuk pekarangan sekolah, atau membawa air untuk menyiram seluruh tanaman dan mengisi bak MCK sekolah. Sekolah dasar telah memberinya bekal membaca alam dan berhitung tentang kehidupan. Diniyah telah memberinya pengalaman beristinjak dan memahami sipat dua puluh sampe nahu-saref. Pengajian telah membuatnya bisa membaca Al-Qur'an dengan Tajwid yang benar dan wajar serta mengamalkan pardlu 'ain dan mengetahui pardlu kipayah. Ayam dan sapi telah memberinya gemblengan kerasnya kehidupan dan bernilainya waktu.

Begitulah, dia tidak pernah menyadari kapan dia belajar, semua dilakukan dengan dasar bakti kepada orang tua, takut kepada guruynya, dan malu kepada lingkungannya. Terakhir di tamat dari SD dengan peringkat 2 terbaik dan berhasil masuk SMP Favorit, sedangkan diniyah dan mengajinya tidak pernah tamat.

(sekarang gubuk itu telah terang benderang, dan merupakan pulau yang sangat diburu wisatawan mancanegara : Lombok is Beatifull)

Pelajarannya :
Belajar tidak mesti membaca buku atau mengerjakan PR saja, tetapi belajar yang sebenarnya adalah berusaha membaca sekitar kita dan menanamkannya di dalam diri kita
to be continued

Baca Selengkapnya......