Sabtu, 20 Juni 2009

BELAJAR JADI SAUDAGAR , SEKOLAH JADI PEGAWAI

"Kalau mau kaya buat apa sekolah" itulah potongan kalimat Bob Sadino dalam sebuah acara talkshow di sebuah TV Nasional. Pasti banyak orang yang menonton acara tersebut, apalagi disamping OM Bob yang selalu bercelana pendek ada sicantik Catherine Wilson yang berhasil menembus dunia entertainment dengan hanya mengantongi ijazah SMA.

Eiith... Anak malas jangan senang dulu ..!
Lanjutan dari kalimat itu adalah kunci keberhasilan itu terletak pada kemampuan seseorang untuk belajar. Dan belajar disini berarti bukan sekedar sekolah. Intinya kalau kita mau berhasil dalam setiap sisi kehidupan maka kita harus belajar dan belajar. Terlalu banyak bukti orang yang berhasil tanpa sekolah, walaupun tidak sedikit orang yang berhasil melalui jalur sekolah, dan tak terbilang bukti orang yang hancur gara-gara gagal sekolah. Kenyatan itu cukup menjadi gambaran bahwa sekolah dalam arti belajar akan sangat menentukan kualitas kehidupan kita.

Pertanyaannya, mana yang lebih penting SEKOLAH atau BELAJAR ?
Jawabannya, Belajar itu penting, tetapi sekolah itu perlu !

Belajar adalah proses,learning to know, learning to do, learning to live together and learning to be. Idealnya itulah yang dilakukan oleh lembaga yang bernama sekolah. Sekolah harus mengajarkan siswanya untuh tahu ilmunya, bisa menerapkan ilmunya, dengan ilmunya bisa hidup bersama, dan dengan ilmunya bisa menjadi seseorang yang mengambil posisi tertentu dalam masyarakat. Namun kenyataannya memang tidak semulus itu. Banyak faktor yang menyebabkannya, bisa sekolah/guru yang tidak edukatif, bisa murid/orang tua yang tidak concern, dan bisa masyarakat/pemerintah yang tidak kondusif.

"Tuntutlah Ilmu sampai ke negeri cina" itulah semboyan nenek moyang kita, barangkali itulah yang diterapkan orang semisal Bob Sadino atau Lim Siu Liong, mereka belajar dalam artian sesungguhnya, dari know sampai be, dari segala sumber pelajaran dengan atau tanpa sekolah (dan ingat ada faktor nasip mujur). Jika kita merasa tidak se-cerdas (se-mujur) orang-orang yang saya sebutkan di atas, maka jalan teraman adalah belajar dan sekolah. Tetapi bila disekolahpun kita tidak mau belajar, maka bersiaplah untuk menjadi Drs(Di rumah saja), SPd (Sarjana Paruh dukun), MM (mondar-Mandir), Msc (Mantan supir camat) atau Phd (Pulang2 habisin duit)dan terakhir hanya diterima jadi satpol PPPPPPP (pergi pagi pulang petang penghasilan pas pasan)

Baiklah, Kunci utamanya adalah Belajar. Kalau kita mampu sekolah maka jalan terbaiknya adalah belajar ilmu dasar di sekolah, di luar sekolah belajar ilmu kehidupan. Memang jamannya menuntut Ijazah sekolahan, walaupun Ijazah bukanlah satu-satunya jaminan ilmu seseorang. Maka isilah sisa waktu sekolah untuk belajar ilmu dan kecakapan hidup, bukan sekedar menghabiskan waktu di lembaga kursus atau bimbingan belajar yang hanya akan membuat mukamu lebih tua dibanding kecerdasanmu.

Kalau kita belajar hanya disekolah, maka kita bisa menjadi pegawai negeri yang baik.
Kalau kita belajar tanpa sekolah kita bisa menjadi pengusaha/wiraswastawan yang kaya.
Tetapi kalau kita belajar dan sekolah , bukan tidak mungkin kita menjadi pegawai dan pengusaha yang melebihi Bob Sadino.

Kesimpulannya:
Belajarlah karena itu penting untuk hidup yang layak, tetapi tetaplah sekolah karena itu perlu untuk bekerja mapan.
Memang baik menjadi pengusaha sukses, tetapi lebih baik menjadi pegawai yang memiliki usaha yang sukses.
Celakalah orang yang tidak mau belajar, dan lebih celaka lagi orang yang sekolah tanpa belajar.

2 komentar:

guest mengatakan...

kalau ndak salah.. om Bob juga bilang "Jangan lihat celana pendeknya... tapi lihat apa yang di dalam celana pendeknya" he..he..

Pak Mansur mengatakan...

akh... Guest bisa2 aja.

yang jelas tatangan itu memang memberi kita pilihan yang sulit antara sekolah dan belajar,
antara gelar dan ilmunya

Posting Komentar